Sabtu, 20 April 2024

Jelang Voting, AS Ubah Draf Resolusi

Berita Terkait

(foto: afp)

batampos.co.id – Dewan Keamanan (DK) PBB menjadwalkan voting resolusi krisis nuklir Korea Utara (Korut) pada Senin pukul 18.00 waktu setempat atau sekitar pukul 05.00 WIB hari ini (12/9). Yang menarik, beberapa jam sebelum berlangsungnya pemungutan suara, Amerika Serikat (AS) mengubah isi draf resolusi yang mereka susun pekan lalu.

”Pembekuan aset (Kim Jong-un) dihapus dari draf resolusi,” kata salah seorang diplomat AS tentang perubahan isi rancangan sanksi dan hukuman untuk Korut tersebut.

Washington yang awalnya ngotot menjatuhkan sanksi tegas terhadap rezim Jong-un akhirnya melunak. Pada Minggu malam (10/9), Washington mencabut draf yang mereka buat dan menggantinya dengan yang baru.

Entah apa yang membuat AS berubah pikiran. Apakah ancaman Korut? Ataukah karena Washington ingin resolusi tersebut didukung penuh oleh seluruh negara anggota DK PBB? Diplomat AS yang merahasiakan namanya itu tidak mau menyebutkan alasan di balik perubahan draf tersebut. Yang jelas, draf itu berubah menjadi lebih lunak. Kini sanksi ekonomi terkait distribusi minyak dan larangan ekspor tekstil lah yang menjadi fokus.

”AS juga mengendurkan beberapa aturan soal tenaga kerja Korut di mancanegara,” kata sang diplomat tanpa memberikan keterangan secara terperinci.

Selama ini, Korut mengirimkan banyak tenaga kerja ke Tiongkok dan Rusia. Tenaga kerja Korut juga tersebar di beberapa negara Eropa dan Asia lainnya. Pekan lalu Uni Eropa (UE) sepakat untuk memulangkan seluruh pekerja Korut di zona mereka.

Sebelum AS mengubah isi konsep sanksi dan hukuman untuk Korut tersebut, Pyongyang menebar ancaman.

”Jika Washington mengegolkan sanksi tegas lewat resolusi yang ilegal dan tidak berlandasan hukum itu, DPRK (nama resmi Korut) akan membuat AS membayar mahal aksinya.” Demikian ancaman tertulis Kementerian Luar Negeri Korut yang disebarluaskan KCNA kemarin (11/9).

Juru bicara (jubir) kementerian menyatakan bahwa Jong-un tidak akan segan membuat AS menyesal dan menderita.

”AS akan merasakan penderitaan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya sepanjang sejarah. Dunia akan menyaksikan sendiri bagaimana DPRK menjinakkan gangster AS lewat serangkaian aksi tegas,” lanjut sang jubir kemarin. (AFP/Reuters/hep/c6/any)

Update