batampos.co.id – Kepala Kantor Pelabuhan (Kakanpel) BP Batam, Nasrul Amri Latif menyebut kondisi Pelabuhan Batuampar sangat memprihatinkan. Makanya BP Batam berniat untuk memperpanjang dermaga utara pelabuhan tersebut sepanjang 350 meter.
“Makanya akan ditender dan ini tengah dibahas dengan konsultan. Setelah itu baru finalisasi dokumen dan akan segera dilelang untuk pembangunan dermaga utara,” sebutnya di Dermaga Pelabuhan Batuampar, Rabu (13/9).
Saat ini dermaga utara bisa dikatakan menganggur. Hanya kapal milik TNI dan polisi yang bersandar disana. Untuk memperpanjang dermaga nanti, pihak BP Batam akan bicara dulu dengan Singapura dan pemerintah pusat karena ketika memulai proses pembangunan, maka akan melewati pipa energi yang mengarah ke Singapura.”Karena pipa itu mendukung energi di Singapura,” imbuhnya.
Dalam dokumen tender nanti, BP Batam konsep Kerjasama Operasional (KSO) dengan pemenang tender. Tender ini kemungkinan akan dilanjutkan dengan tender pengadaan sea crane.
Nasrul sangat berharap pembangunan dermaga utara nanti diborong oleh investor. BP Batam sendiri tidak punya dana yang bisa diinvestasikan untuk pembangunannya.
“Lagipula kami sudah investasi awal pembangunan dermaga utara sepanjang 670 meter dan lahan juga punya negara kan,” sebutnya.
Jika dilihat dari udara, Pelabuhan Batuampar berbentuk U dimana bagian terpanjang ada di dermaga utara. Jenis pelabuhan seperti ini kata Nasrul sangat menyulitkan kapal-kapal besar untuk bersandar. Apalagi dermaga utara saat ini hanya bisa disandari di satu sisi sebelah kiri saja, sedangkan sisi kanan ditempati oleh gudang tua milik Persero Batam.
“Nanti jika diperpanjang dan gudang Persero dihancurkan maka kapal-kapal khususnya kapal-kapal besar bisa bersandar di kedua sisinya,” jelasnya.
Dengan memperpanjang dermaga utara, maka diharapkan tidak terjadi antrian panjang lagi sehingga dwelling time bisa dikurangi. Nilai investasi yang diperkirakan untuk bisa merampungkan dermaga ini dengan segala fasilitasnya diperkirakan mencapai 300 juta Dolar Amerika.
Pantauan Batam Pos saat ini, ada puluhan kapal yang parkir di sekitar dermaga utara. Tidak jelas apakah kapal tersebut sudah mendaftar ke syahbandar atau belum. Apakah BP Batam dapat menarik Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), semuanya belum jelas. Nasrul mengakui kontrol pengawasan ini sangat lemah makanya perlu dibenahi.
Deputi III BP Batam, Eko Santoso Budianto juga memandang Pelabuhan Batuampar sangat kecil sehingga menyebabkan tingginya ongkos logistik dari Singapura menuju Batam dan sebaliknya.
“Kapal besar tak bisa masuk Batam. Di Batuampar, kapal paling besar yang bisa masuk hanya memiliki muatan 500 TEUS atau 500 kontainer,” ungkapnya.
Ditambah lagi sejumlah sarana bongkar muat yang ada di Batuampar hanya bisa mengangkat enam kontainer saja dalam beberapa jam. Faktor inilah yang membuat antrian di Batuampar begitu lama.
“Lalu bentuk pelabuhan yang menyerupai U membuat kapal-kapal besar sulit bermanuver,” ungkapnya.
Jadi, target BP Batam adalah tetap memperpanjang dermaga utara agar bisa disandari di kedua sisinya.
Selain itu pada awalnya, BP Batam berniat melakukan reklamasi, namun urung terjadi. Penyebabnya adalah biaya yang mahal dan gudang Persero yang habis masa sewanya yang ada di dermaga utara bisa dimanfaatkan.
“Dengan begitu kapal yang mampu memuat 3000 TEUS bisa masuk sehingga mendukung situasi industri di Batam agar semakin kondusif,” terangnya.
Pelaku industri juga menaruh besar terhadap pembenahan Batuampar. Wakil Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, Tjaw Hoeing mengatakan pelabuhan yang dibutuhkan industri adalah pelabuhan yang dapat mempercepat dan mempermudah distribusi barang.
“Harapannya dapat mempercepat dan mempermudah distribusi barang untuk mendukung kelancaran sistem logistik dengan mengembangkan konsep pelabuhan pintar (smart port, red),” terangnya.
Menurut Ayung, sebagai tahap pengembangan awal, industri di Batam banyak yang menggunakan konsep tepat waktu (just in time, red).”Sehingga ketika ada masalah di pelabuhan bisa sebabkan keterlambatan barang masuk dan keluar. Tentu saja itu menjadi kendala besar,” ujarnya lagi.
Ayung, sapaan akrabnya yakin dengan konsep pelabuhan pintar, maka perusahaan industri dapat mengurus dokumen secara online.”Sehingga ketika barangnya sampai di Batam maka bisa langsung dikirim ke perusahaan. Nah fasilitas semacam ini yang dibutuhkan pelaku industri,” pungkasnya.(leo)