Selasa, 19 Maret 2024

Indonesia Berminat Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB

Berita Terkait

Wapres Jusuf Kalla di sela-sela acara Sidang Umum PBB, New York (JUNEKA SUBAIHUL MUFID/ Jawa Pos)

batampos.co.id – Indonesia berminat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Keinginan itu akan diperjuangkan oleh Wapres Jusuf Kalla pada sidang tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York

JK menuturkan di atas kertas Indonesia berpeluang besar untuk duduk lagi dalam DK PBB. Dukungan dari negara Asean sudah di tangan. Saat kunjungan ke Kazakhstan pada awal September lalu untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pun dukungan bagi Indonesia mengalir. Saingan Indonesia hanya Maladewa untuk memperebutkan satu kursi mewakili negara-negara Asia Pasifik. Pemilihan akan dilakukan pada 2018.

”Saya kira teman-teman ASEAN kompak. Tapi kita harus jaga ketat. Diputuskan pada sidang tahun depan,” ujar JK yang ditemui usai santap pagi di Hotel The Westin Grand Central, New York, Senin pagi (18/9) waktu setempat.

Kiprah Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB dimulai pada 1973-1974. Lantas berlanjut pada 1995-1996, dan 2007-2008. DK terdiri atas lima anggota tetap yakni Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS. Selain itu ada sepuluh negara anggota tidak tetap. Pada tahun ini posisi itu ditempati oleh Bolivia, Mesir, Ethiopia, Italia, Jepang, Kazakhstan, Senegal, Swedia, Ukraina, dan Uruguay.

JK menuturkan keputusan-keputusan penting PBB lebih sering ditentukan di dewan keamanan. Bukan di sidang umum. Sebab, dewan keamanan bisa setiap saat bertemu untuk menentukan resolusi-resolusi isu-isu keamanan terkini. Misalnya, masalah konflik di semenanjung Korea, ISIS, Palestina, hingga konflik Rohingya.

”Kita tidak bicara Indonesia saja. Konstitusi kita menetapkan seperti itu harus ikut dalam perdamaian dunia. Ini tugas konstitusi,” tegas JK.

Usai santap pagi JK sempat keluar hotel untuk melihat kondisi jalanan yang basah karena rintik hujan. Beberapa pejabat turut menemani seperti Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, dan Juru Bicara Wapres Husain Abdullah.

Agenda Wapres pada Senin adalah jamuan santap siang di Delegates Dining Room, Markas PBB. Pertemuan bertajuk Financing The 2030 Agenda: Unlocking Prosperity itu akan dihadiri pula Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai tuan rumah. Para pemimpin dunia juga akan hadir bersama para pelaku sektor swasta. Sedangkan pada Senin malam, Wapres akan menghadiri resepsi diplomatik Jepang di New York Historical Society, 170 Central Park West.

Juru Bicara Wapres Husain Abdullah menambahkan SU PBB kali ini diwarnai dengan munculnya persoalan kekerasan di Myanmar, konflik semenanjung Korea, dan penampilan Presiden Donald Trump sebagai pemimpin Amerika Serikat.

”Indonesia tidak boleh salah bersikap pada persoalan-persoalan itu. Hal ini bisa berkait dengan perjuangan Indonesia meyakinkan banyak negara untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB,” ujar dia.

(jun/JPC)

 

Update