Sabtu, 20 April 2024

33 Orang Terinveksi HIV/AIDS

Berita Terkait

Ilustrasi penderita HIV/AIDS.

batampos.co.id – Penyebaran HIV/Aids di Kabupaten Kepulauan Anambas tidak terkontrol. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas, dari 45 ribu penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas, tercatat 33 orang positif menderita HIV/AIDS pada tahun ini. Empat penderita sedang dalam proses pengobatan, dua dalam pengawasan, delapan penderita sudah pindah dari Anambas dan 19 orang lainnya meninggal dunia.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Islam Malik mengaku prihatin akan hal itu. Padahal pihaknya telah membentuk Clinic Vicity Mobile untuk mendata penyebaran penyakit mematikan tersebut di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas.

“Kami kesulitan jika harus menunggu saja, maka harus jemput bola dengan membentuk Clinic Vicity Mobile yang turun langsung mendatangi pasien yang diduga mengidap HIV/Aids,” ungkap Islam Malik, kepada wartawan Senin (2/10).

Selain Clinic Vicity, sebut Islam, pihaknya juga melakukan pengecekan secara berkala, ditambah dengan penyuluhan serta pengambilan sampel darah ke lokasi-lokasi yang dianggap rawan, seperti warung remang-remang.

“Pengecekan ini puasa lalu sudah dilakukan. Sayangnya para pekerja di tempat hiburan malam itu sudah banyak yang meninggalkan Anambas,” sesalnya.

Pekerja seks komersial (PSK) adalah orang-orang yang rawan terinfeksi HIV/AIDS, sekaligus menyebarkannya. Apalagi mereka tidak menetap di satu lokasi saja. Kadang berada di Anambas, kadang keluar daerah.

Meski telah melakukan sejumlah upaya lanjut Islam, pihaknya mengaku kesulitan untuk memberikan sosialisasi maupun pengecekan, hak ini dikarena untuk wanita malam tersebut rata-rata berbaur dengan masyarakat tersamarkan.

“Untuk di daerah Jemaja itu lebih mudah karena terfokus di warung remang-remang yang ada. Namun di kota Tarempa agak sulit, mereka berbaur dengan masyarakat, kebanyakan kos di rumah warga sekitar,” jelasnya.

Padahal data penderita HIV/AIDS penting untuk dilaporkan ke Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan obat bagi penderitanya.
“Saat ini kami simpan sebagian obat untuk pasien yang sudah meninggal. Obat akan dipergunakan untuk pengobatan pasien yang lain,” tutur Islam lagi.

Pihaknya saat ini menggandeng LSM Peduli HIV/AIDS untuk mendapatkan info dan melakukan pembinaan bagi penderitanya. (sya)

Update