Kamis, 25 April 2024

… Cuman Rp 1.000 pun Ngotot Karcis juga Kalian …

Berita Terkait

Juru parkir memungut uang parkir F. Dalil Harahap/batam Pos

batampos.co.id – Pungutan parkir yang diduga tak resmi atau liar masih marak di wilayah Batuaji dan Sagulung. Juru parkir (Juki) yang tidak berseragam berseragam dan tanpa karcis parkir, masih bebas menarik parkir di berbagai pusat keramaian di sana. Upaya penertiban dari Dinas Perhubungan (Dishub) kota Batam sepertinya belum berdampak di sana.

Pantauan di lapangan, hampir semua ruko ataupun pertokoan yang ramai dikunjungi masyarakat umumnya dijaga oleh jukir. Mulai dari pusat perbelanjaan, klinik, rumah sakit, perbankan ataupun lokasi mesin ATM ditunggui jukir. Keberadaan jukir ini bahkan semakin tertambah banyak semenjak persoalan parkir ini ramai dibicarakan belakangan ini.

Deretan ruko simpang pasar Sagulung misalkan sebelumnya tak ada jukir, namun sepekan belakangan ini sudah dijaga oleh seorang jukir. Meskipun mengenakan seragam jukir, namun warga yang mendatangi lokasi ruko tersebut tetap keberatan. Selain karena sudah terbiasa tak bayar parkir selama ini, jukir tersebut menarik parkir tanpa memberikan karcis parkir.

Warga yang mencoba komplain tak digubris oleh sang jukir. Dia bahkan ngotot aktifitasnya itu resmi dan siapa saja yang parkir kendaraan di sana harus bayar.

“Ini untuk negara, kalau protes ke pemerintah saja. Tarik semua juru parkir yang ada,” ujar pria yang tak mau menyebutkan namanya.

Meskipun ngotot bahwa penarikan tarif parkir itu resmi, namun dia tak mampu menunjukan buktinya.

“Cuman Rp 1.000 pun ngotot karcis juga kalian,” ujarnya.

Kondisi tersebut jelas membuat warga bertanya-tanya. Benarkah penarikan parkir itu sudah sah dari instansi pemerintah terkait ataukah untuk kepentingan pribadi atau kelompok sang jukir. Pemilik toko di sekitarnya juga resah, sehingga berhara agar Dinas Perhubungan kota Batam turun memberikan penjelasan terkait persoalan tersebut.

Selain di lokasi tersebut, Jukir juga marak di lokasi perbankan. Bank BTN di deretan Grya Batuaji pinggir jalan R Suprapto. Kondisinya sama sekalipun berseragam, namun jukir tidak memiliki karcis parkir. Pengunjung sebenarnya keberatan dengan pola penarikan parkir yang tak jelas itu, namun protes warga tak digubris oleh jukir di sana.

Begitu juga di lokasi klinik ruko Limanda Batuaji. Jukir yang nongkrong diklinik tersebut dikeluhkan warga. Itu karena sang jukir hanya menerima uang parkir saja tanpa memberikan karcis dan mengatur kendaraan warga yang parkir.

“Geram juga nengoknya, saat parkir tak kelihatan, tapi saat mau keluar baru nongol bawa peluit sambil sodorkan tangan. Sudah gitu tak ada karcis. Kemana duit itu. Memang hanya Rp 1.000 (untuk sepeda motor) tapi dalam sehari berapa banyak yang mereka dapat kita tahu. Kemana uang itu sebenarnya,” ujar Agung, salah satu perangkat RT di Batuaji.

Selain di wilayah perkotaan, tarif parkir di lokasi parkir Jembata I Barelang juga dikeluahkan warga. Tarif parkir di sana bahkan jauh lebih mahal. Sekali parkir untuk sepeda motor Rp 5.000 sementara mobil Rp 10.000. Petugas parkir di sana tak mengenakan seragam parkir dan karcis parkir yang diberikan kepada pemilik kendaraan bukan karcis parkir dari Dinas Perhubungan kota Batam. Karcis parkir malah berlogo ormas. Warga juga mempertanyakan kemanakan uang parkir yang cukup mahal itu.

“Tarif parkir mahal, tapi Jembatan begitu-begitu saja. Tak ada penambahan untuk mempercantik Jembatan. Sebenarnya kemana uang parkir ini,” kata Alfian, seorang pengunjung.

Sebelumnya Dishub Batam mengaku akan segera merespon keluhan warga untuk menertibkan petugas parkir di sana, namun sampai Senin (2/10) lokasi yang jadi Ikon Wisata di kota Batam masih saja dikerumi jukir. (eja)

Update