Kamis, 25 April 2024

Mandeh dan Gunung Padang Siap Goda Calon Investor di RIF 2017

Berita Terkait

Provinsi Sumatera Barat semakin mantap mengembangkan potensi pariwisata. Kesempatan menjadi tuan rumah ajang Regional Investment Forum (RIF), 15 – 17 Oktober 2017 akan dimaksimalkan. Destinasi dan investasi pariwisata di Sumbar akan ikut dipaparkan.

Sebanyak 114 investor mancanegara dari Australia, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Tiongkok dan Inggris yang telah memastikan diri untuk hadir akan dibuat terpesona. Semua akan digoda habis-habisan. Dan di endingnya, semua akan didorong merealisasikan investasinya di pariwisata Sumbar.

“Sumatera Barat sangat terbuka bagi bisnis dan investasi,” ujar Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Kamis (12/10).

Ia mengatakan, di ajang RIF nanti, ada dua kawasan terpadu yang akan dipromosikan menjadi destinasi pariwisata investasi. Yang pertama Mandeh. Satunya lagi Gunung Padang.

“Keindahan Gunung Padang, Pantai Mandeh, serta kelezatan makanan khas Padang siap menyambut investor asing dan domestik yang akan datang,” ungkapnya.

Kawasan Wisata Mandeh terletak tidak jauh dari Kota Padang. Hanya berjarak 56 kilometer atau dengan waktu tempuh selama kurang lebih satu jam. Kawasan Mandeh sendiri sudah lama dikenal.

Bahkan kawasan ini disebut sebagai “Raja Ampat”-nya Sumatera Barat karena berada di teluk dan terdapat beberapa pulau kecil dengan alamnya yang masih sangat terjaga. Itu belum termasuk kehidupan budaya masyarakatnya yang kental sehingga sangat menarik untuk menjadi destinasi wisata.

Gunung Padang juga tak kalah wow-nya. Bukit kecil dengan ketinggian sekitar 80 meter di atas permukaan laut itu memiliki panorama yang indah dan situs sejarah yang kuat.

Dalam RIF 2017, kawasan Mandeh dan Gunung Padang akan dipromosikan bersama dengan enam dari 10 destinasi pariwisata “Bali Baru” yang merupakan prioritas pemerintah. Yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu & Kota Tua (DKI Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), dan Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur).

Hingga kini, tercatat kurang lebih 66 pertemuan telah dijadwalkan antara investor dengan pemerintah daerah maupun pengusaha setempat untuk menjajaki peluang investasi di sektor pariwisata.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengatakan, di ajang RIF inilah yang waktu tepat untuk mengetahui lebih jauh soal destinasi investasi Indonesia yang paling seksi saat ini. “Sekarang saatnya investasi di ‘Bali-Bali Baru’,” ujar Thomas Lembong.

Data BKPM, Thomas menjelaskan, selama periode 2010 hingga 2016 realisasi investasi di sektor pariwisata tumbuh rata-rata 20 persen per tahun dan menyerap 221 ribu tenaga kerja. Kemudian dari data realisasi investasi pariwisata pada Semester I Tahun 2017, nilai realisasi investasi pariwisata mencapai 929,14 juta dolar AS atau Rp 12,4 triliun.

“Nilai ini tumbuh 37 persen dari realisasi investasi pariwisata pada semester I tahun 2016. Ini tentu menunjukkan bagaimana ruang pertumbuhan sektor ini masih terbuka lebar,” ujar Thomas Lembong.

Karena itu ia mengajak investor asing dan domestik untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata. Investasi yang dilakukan investor di sektor pariwisata akan memiliki return yang baik.

Contoh rilnya bisa berpijak pada
investasi yang dilakukan investor di Bali pada 10 tahun silam. Dari paparanya, jika investor menanamkan modalnya di Bali sepuluh tahun silam dalam bentuk hotel, resort dan vila, maka sekarang pasti sedang menikmati keuntungan dari perkembangan sektor pariwisata di Indonesia.

“Ini tentu menunjukkan bagaimana ruang pertumbuhan sektor ini masih terbuka lebar,” kata Thomas.

Menurut Thomas, dirinya mengajak investor untuk melihat bagaimana profil-profil destinasi pariwisata tersebut dalam forum Regional Investment Forum (RIF).

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mendukung pelaksanaan kegiatan RIF Padang 2017. Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan sektor pariwisata.

“Ketika Presiden telah menetapkan pariwisata sebagi leading sector, maka setiap kementerian/lembaga harus saling mendukung,” ujar Menpar Arief Yahya.

Goalnya harus mengarah pada penguatan rumus 3A. Yakni atraksi, aksesibilitas dan amenitas.

“Investor yang hadir dapat menanamkan modalnya membangun fasilitas di destinasi prioritas yang ditawarkan. Ini akan semakin memperkaya peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke Indonesia,” kata dia. (*)

Update