Kamis, 25 April 2024

Bus Bantuan Belum Dioperasikan

Berita Terkait

 

Lima bus bantuan Kementerian Perhubungan ini rencananya akan melintasi wilayah Tanjungpinang yang minim dilalui transportasi umum. F. Faradilla/Batam Pos.

batampos.co.idKementerian Perhubungan menilai, setiap ibu kota provinsi di Indonesia harus punya angkutan bus dalam kota. Lantas bagaimana dengan Tanjungpinang, kota yang dari ujung ke ujung hanya 15 Km saja?

Tak banyak pilihan yang bisa didapatkan ketika berbicara transportasi umum di Tanjungpinang. Angkutan Umum berwarna putih, atau berkendara dengan ojek yang bisa didapatkan dengan menunggu di pinggiran jalan raya.

Transportasi umum yang berada di daerah khusus pun tersedia. Seperti jika berada di pelabuhan atau bandara. Taksi untuk dua area ini bisa didapatkan dengan mudah.

Namun Tanjungpinang sebagai ibu kota provinsi dinilai harus memiliki bus dalam kota yang menambah pilihan bertransportasi umum di Tanjungpinang. Sehingga Kementerian Perhubungan akhirnya memberikan lima unit bus dalam kota pada April 2017 lalu.

“Bus ini memang diberikan pusat untuk seluruh ibu kota provinsi,” tutur Kepala Dinas Perhubungan Kota Tanjungpinang Bambang Hartanto, pada media belum lama ini.

Namun setelah penerimaan ke lima bus tersebut, kehadirannya belum kunjung dirasakan di tengah-tengah masyarakat ibu kota.

Bambang menuturkan hal ini tak lain berhubungan dengan belum tersedianya anggaran dari Tanjungpinang. Anggaran yang dimaksud ialah anggaran untuk operasional bus bantuan tersebut. Sehingga proses pengajuan berlanjut dan masuk pada APBD P 2017.

Tak hanya penganggaran, alasan lain yang dipaparkan Bambang, yakni sehubungan dengan pemberlakuan sistem pengoperasian nanti yang belum membuahkan kesepakatan bersama. Rute lintasan hingga jam operasional masih dalam pembahasan Dinas Perhubungan.

Namun satu hal yang ditegaskan Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmasyah kepada OPD tersebut. Yakni berkenaan dengan rute jalannya bus. Yang diharapkan tak melintas ke kawasan yang telah dilalui trasnportasi umum yang telah tersedia.

“Jangan sampai bus ngelewatin jalan yang udah ada angkotnya. Khawatir juga memengaruhi pendapatan para sopir angkot yang telah lama ada,” papar Lis, Selasa (31/10) kemarin.

Lis berbicara khusus mengenai penetapan rute yang diharapkan ini. Dipaparkannya, masih ada wilayah dalam kota Tanjungpinang masih belum dilalui trasnportasi umum seperti angkutan kota. Sehingga masyarakat masih kesulitan jika berada di lokasi-lokasi tersebut. Lokasi-lokasi yang dimaksud, seperti wilayah, Dompak, Senggarang, Kampung Bugis, Ganet, dan juga termasuk wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Bintan.

Pemanfaatan bus di lokasi-lokasi seperti ini, dinilai lebih tepat pemanfaatannya untuk kemudahan mobilitas warga ibu kota. Juga pemerataan transportasi di ibu kota. Yang mana ini merupakan alasan kementerian terkait, dari pengadaan kelima bus tersebut.

Sementara itu, dari pengamatan Batam Pos di lapangan. Kelima bus berwarna biru dengan kapasitas 40 penumpang ini berjejer rapi di garasi parkir yang berada di sebelah bangunan kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Ruangan yang semula digunakan untuk memeriksa kalaikan kendaraan roda empat atau lebih ini. Berubah fungsi menjadi garasi bus sejak April lalu.

Bagian tengah badan bus, yang merupakan pintu buka tutup otomatis tertutup rapat. Namun, bagian dalam bus dapat terlihat dengan jelas dari sisi luarnya. Bus dilengkapi dengan kursi bersandar di sisi kanan dan kiri bagian badan bus. Sehingga pnumpangnya duduk berhadap-hadapan. Sementara bagian tengahnya, dilengkapi dengan pemegang tangan, bagi penumpang yang berdiri.

Seluruh interior bus masih terlihat baru dan terjaga. Berhubung kursi empuk penumpang hingga pemegang tangan masih berlapis plastik.

Pihak Dinas Perhubungan Kota Tanjungpinang, memastikan, bagian mesin pun masih sama terjaganya. Kendati belum kunjung beroperasi selama berbulan-bulan, bus tak lupa untuk selalu dipanaskan.(aya)

Update