Jumat, 19 April 2024

Cadangan Migas di Indonesia Memprihatinkan

Kebutuhan 1,6 Juta Barel, Maksimal Produksi hanya 800 Ribu Barel

Berita Terkait

Usut Korupsi Insentif Pajak di Sidoarjo

Ratusan Tewas akibat Banjir Afghanistan-Pakistan

Warga Antre Beli Gas Melon

Terminal Bahan Bakar Minyak(TBBM) Pertamina di Sabang. foto:ahmadi sultan

batampos.co.id – Kepala Urusan Administrasi dan Keuangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) Migas, Supriono menegaskan, bahwa Indonesia saat ini dalam posisi krisis minyak bumi.

Hal tersebut sudah terasa sejak tahun 2004, Indonesia sudah menjadi negara importir minyak dari yang sebelumnya menjadi negara pengekspor atau ekportir minyak dunia.

“Konsumsi minyak dalam negeri perharinya sebesar 1,6 juta barel. Sedangkan produksi minyak dalam negeri, rata-rata hanya sebesar 800 ribu barel perharinya. Artinya ada begitu banyak kekurangan minyak bumi yang harus diimpor dari negara luar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi minyak dalam negeri,” ujar Supriono saat membuka kegiatan Edukasi Wartawan SKK Migas-K3S wilayah Sumbagut di Swissbell Hotel Harbour Bay Batam, Kamis (2/11).

Indonesia, lanjut Supriono, minimal harus mengimpor lagi 800 ribu barel minyak bumi, untuk menstabilkan konsumsi minyak bumi dalam negeri. Bahkan impor minyak bumi bisa lebih dari jumlah tersebut. Karena sebagian minyak bumi yang dihasilkan atau dieksplorasi di dalam negeri, sebagian masih di eskpor ke luar negeri, tak diolah di dalam negeri.

“Artinya impor minyak bumi Indonesia lebih besar dari selisih antara produksi dengan kebutuhan dalam negeri. Kalau kami cermati, bahwa cadangan minyak di Indonesia, relatif sangat kecil dibandingkan dengan cadangan minyak bumi dunia,” kata Supriono.

Berdasarkan laporan terbaru tahun 2016 oleh statiscial review, lanjut Supriono, posisi cadangan minyak bumi di Indonesia saat ini hanya 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia. Hal itu menjadikan Indonesia saat ini di ranking 29 dari negara penghasil minyak bumi. Padahal sebelumnya posisi Indonesia berada di urutan 10 besar negara penghasil minyak dunia.

“Indonesia tak bisa lagi mengklaim sebagai negara yang kaya akan minyak bumi. Demikian juga dengan gas buminya, Indonesia hanya ada 1,5 persen dari total cadangan gas bumi dunia. Untuk gas bumi, posisi Indonesia berada di ranking 14 negara penghasil gas bumi yang awalnya juga masuk 10 besar negara penghasil gas bumi,” terang Supriono.

Untuk itu, sudah saatnya Indonesia harus melakukan diversifikasi energi dengan menggandeng media untuk mensosialisasikan kondisi energi di Indonesia yang memprihatinkan saat ini.

Berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak Indonesia per Mei 2016 sebesar 832.000 barel per hari, setara sekitar satu persen produksi minyak dunia.

Tantangan sektor Migas tak hanya berupa angka produksi dan cadangan yang menipis, tetapi juga dari harga Migas dunia dan fluktuasi nilai tukar mata uang. (gas)

Update