Rabu, 24 April 2024

Kumpulkan Buku Bekas, Cerdaskan Anak Bangsa

Berita Terkait

Nuril penggagas gerakan taman baca berinteraksi dengan anak-anak dalam kegiatan kelas inspirasi di Pantai Lobam, KIB, Lobam, baru-baru ini. F. Nuril untuk Batam Pos.

batampos.co.idBagi Muhammad Nurul buku adalah jendela dunia. Pemuda yang akrab
disapa Nuril ini mengalakkan gerakan taman baca dengan melakukan donasi. Bukan melakukan donasi uang, melainkan donasi buku-buku bekas yang masih layak dibaca, lalu dikumpulkan sebelum dibagikan ke anak-anak yang membutuhkan.

Bersama rekan sekerjanya Khairulnisa, Nuril semangat mengumpulkan buku-buku bekas. Buku bekas yang dikumpulkan bukan semata pemberian teman-temannya di Indonesia, tapi beberapa diantaranya adalah sumbangan dari warga negara Singapura. Bagaimana bisa? karena gerakan taman baca dengan melakukan donasi buku bekas juga disebar atau
diposting melalui facebook.

“Mulanya kami ngobrol ringan saja mengenai kondisi taman baca yang minim. Dari itu, kami ingin berbuat sesuatu yang baik untuk mencerdaskan anak bangsa,” katanya dengan berapi-api ketika menerangkan cikal bakal gerakan taman baca kepada Batam Pos di Lobam, Minggu (5/11) malam.

Apapun namanya jika dimulai dari awal sangat berat. Nuril juga mengakui, kendalanya adalah buku. Waktu itu, buku yang dikumpulkannya masih sangat sedikit. Tapi, usaha tetap dilakukan dengan terus melakukan donasi melalui facebook dan cara ampuh adalah menyampaikan dari mulut ke mulut ke teman-temannya.

Walhasil, beberapa bulan lalu, bukunya bertambah. Bahkan dari dua orang, jumlah relawan yang bergerak di gerakan taman baca dengan melakukan donasi buku bekas semakin bertambah. Awalnya mereka memberanikan diri melakukan kegiatan perdana gerakan taman baca dengan buku seadanya di taman cinta di kawasan industri Bintan Lobam
dekat pelabuhan internasional Sri Udaya, Lobam.

Melalui komunitas kelas inspirasi para relawan gerakan taman baca memboyong buku yang
dimiliki ke taman tersebut setiap akhir pekan. “Awalnya masyarakat takut-takut dan bertanya tentang kegiatan ini, tapi lambat laun respon masyarakat baik bahkan jumlah anak-anak dan orangtua yang ikut dalam kegiatan gerakan taman baca semakin banyak,”
ujarnya.

Di taman ini, relawan menceritakan kisah dongeng diantaranya dongeng yang terkenal si kancing dan kisah lainnya. Ke depan, ia mengatakan, gerakan taman baca melalui kelas inspirasi juga akan dilakukan di beberapa kampung yang sulit terjangkau seperti
Kelong, Tambelan, Selat Bintan dan Sungai Lepan. “Harapannya masing-masing desa ada taman baca yang unik dan menarik misalkan ada taman, ada kolam dan bunga-bunga, sehingga membuat anak-anak atau masyarakat yang berkunjung tertarik membaca buku,” katanya.

Tak hanya itu, ia juga berharap, pemerintah tidak semata fokus mengembangkan sektor pariwisata, tapi pendidikan juga bisa dieksplore sebagai wisata pendidikan. Misalnya, setelah dibuat taman baca yang unik dan menarik, anak-anak kampung diminta untuk menuliskan kisah budaya di kampungnya dan nantinya akan dibukukan. Jadi wisatawan
nusantara maupun mancanegara yang datang berlibur ke Bintan bisa diarahkan mengunjungi taman-taman baca. Wisatawan juga bisa diarahkan membaca tulisan karya anak-anak kampung tentang budaya dan kesenian di masing-masing daerah di Bintan. (cr21)

Update