Jumat, 29 Maret 2024

Dahlan Iskan: Koran Tidak akan Mati

Berita Terkait

batampos.co.id – Bos Jawa Pos Group, Dahlan Iskan, mengatakan membangun sebuah media, khususnya koran, membutuhkan komitmen dan pengorbanan. Bahkan banyak pemilik koran yang memilih masuk penjara demi mempertahankan prinsip-prinsip jurnalistik.

Termasuk dirinya sendiri. Dahlan mengaku rela masuk penjara demi mempertahankan prinsip tersebut.

“Kalau saya tidak mau dicari-cari kesalahan saya, saya serahkan saja Jawa Pos kepada orang-orang yang menginginkan,” kata Dahlan saat memberikan kuliah umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (15/11/2017).

Namun, Dahlan tak mau menyerahkan Jawa Pos. Menurut dia, Jawa Pos harus dipertahankan agar tetap independen.

“Saya mau susah asal Jawa Pos independen,” kata Dahlan.

Dahlan mengatakan, tujuan mendirikan koran bukan hanya untuk bisnis. Sebab jika hanya untuk tujuan bisnis, koran akan cepat mati. Karena pemiliknya tidak memiliki idiologi jurnalistik dan akan cepat mengambil keputusan menutup koran jika secara bisnis kurang menguntungkan.

“Tapi kalau pemilik koran adalah wartawan, naik menjadi redaktur, pemimpin tedaksi, hingga penerbit, pasti akan mencari jalan agar koran tidak mati,” katanya.

Dalam kesempatan itu Dahlan juga memastikan koran tidak akan mati. Meskipun sudah sejak lama koran diramalkan akan mati karena gempuran media online. Tapi kenyataannya, koran masih tetap hidup sampai sekarang. Justru media online yang kini sedang dibunuh oleh media sosial. Sedangkan koran masih tetap hidup, karena mau mempertahankan kualitas berita.

Menurut Dahlan, kabar bahwa koran akan mati bukan berita baru. Kabar itu sudah muncul sejak 1.800-an. Koran adalah media massa yang paling tua. Saat muncul radio, koran diramalkan akan mati karena tergantikan oleh radio. Saat itu, radio dianggap lebih cepat. Dan memang beberapa koran mati. Tapi beberapa koran juga hidup. Kesimpulannya, radio tidak mematikan semua koran.

Begitu pun saat muncul televisi. Koran dan radio diramalkan akan mati dengan hadirnya televisi. Tapi setelah sekian puluh tahun kemudian, koran dan radio tetap hidup. Memang ada yang mati, tapi tidak semuanya. Kemudian muncul internet dengan live streaming. Kehadiran internet, diramalkan akan membuat koran, radio dan televisi mati. ”Tapi ternyata tidak ada yang mati. Ini kenyataan,” ujarnya.

Penetrasi internet sangat luar biasa. Banyak yang putus asa mengelola surat kabar dan memutuskan berpindah ke online. Tapi ternyata bisnis media online tidak banyak menguntungkan. Penghasilan dari media online, ternyata tidak cukup untuk membiayai operasional.

Tarif iklan di media online tidak seperti yang banyak dibayangkan. Dulu pembayaran iklan dilakukan untuk sekali pasang, kemudian berkembang menjadi per klik. Berkembang lagi, pemasang iklan tidak mau membayar kalau iklannya tidak benar-benar diikuti. Dan perkembangan selanjutnya, pembayaran iklan di media online, disesuaikan dengan penjualan dari pemasangan iklan.

Dahlan sudah pernah menanyakan ke sejumlah CEO media online yang masih eksis. Ternyata penghasilan dari iklan, tidak lebih dari 10 persen dari penghasilan koran. Penghasilan koran jauh lebih besar dari online. Itu membuat kongres koran sedunia berkesimpulan koran tidak akan mati. Bukan itu saja. Umur media online tidak seperti yang diperkirakan.

”Jangankan media online membunuh koran. Justru online yang kini sedang dibunuh oleh media sosial,” jelasnya.

Karena itulah, lanjut mantan Menteri BUMN itu, ketika arus informasi melalui media sosial yang begitu deras, masyarakat memerlukan clearing house. Pada saat masyarakat tidak percaya pada berita apa pun yang disajikan media sosial, maka koran menjadi pilihan. Sebab berita yang muncul di koran, melalui proses yang terpercaya.

”Ketika lalu lintas informasi begini kacaunya, maka harus ada yang menjadi clearing house. Dan yang punya potensi adalah media cetak,” terang Dahlan.

Menurut Dahlan, koran bisa saja mati, tapi bisa saja bertahan. Untuk bisa hidup atau mati, ada syaratnya. Koran kalau tidak dijaga mutunya, maka betul-betul akan mati. Dan itu sudah banyak terbukti. Di sisi lain, terbukti juga jika diurus dengan baik, maka koran tidak akan mati.

Mantan Dirut PLN itu mengaku, setiap kali mendengar ada koran mati, dia menyimpulkan bahwa itu pasti disebabkan oleh manajemen yang buruk. Sebab hidup matinya koran, bergantung pada manajemen. (eko/gun/jpg)

Update