Sabtu, 20 April 2024

Setya Novanto masih Merasakan Nyeri, Kursi Jabatan Cari Pengganti

Berita Terkait

bartampos.co.id – Setelah resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (19/11) malam, Setya Novanto meninggalkan dua jabatan penting. Yakni Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar. Kini, dua posisi tersebut menjadi ‘rebutan’ para kader partai berlambang pohon beringin itu.

Untuk jabatan Ketua Umum, Novanto telah mengambil haknya dengan menunjuk Sekretaris Jenderal Idrus Marham sebagai Plt Ketum Golkar.
Namun jabatan Plt Ketum Golkar ini masih akan dibahas dalam rapat pleno Partai Golkar yang rencananya akan digelar hari ini, Selasa (21/11).

”Tadi pagi (kemarin, red) Idrus ke rumah saya, menyampaikan itu kepada saya,” ujar Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, di kantor DPP Partai Golkar, Senin (20/11).

Agung menyebut bahwa Idrus tidak menunjukkan surat penunjukan itu kepada dirinya. Namun, dirinya meyakini pada saat pleno nanti Idrus akan menyampaikan sikap dari Novanto itu.

”Kami mendukung keputusan Ketum Golkar atas saudara Idrus,” ujarnya.

Hanya saja, Dewan Pakar Golkar sedikit berbeda dengan Novanto soal posisi Sekjen yang bakal ditinggal oleh Idrus jika benar menjadi Plt Ketum. Novanto telah menunjuk Ketua Bidang Eksekutif dan Legislatif Yahya Zaini sebagai Sekjen. Namun Dewan Pakar juga merekomendasikan tiga nama lain, yakni Agus Gumiwang Kartasasmita, Lamhot Sinaga, atau Sarmuji.

”Kami nilai Pak Yahya sudah mendapat tugas untuk persiapan pemilu, itu jauh lebih berat,” kata Agung terkait pertimbangan menolak Yahya.

Penetapan Plt Ketum, lanjut Agung, diharapkan bisa merumuskan langkah-langkah strategis. Agung berharap Plt Ketum bisa segera melakukan konsolidasi partai mempersiapkan pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Munaslub). Ini menngingat posisi Plt Ketum tidak memiliki kuasa seperti Ketum yang definitif. ”Kami harap bisa digelar paling lambat akhir Desember,” ujarnya.

Sementara untuk Ketua DPR, Agung menyebut Golkar memiliki hak penuh untuk menunjuk kadernya menggantikan Novanto. Namun saat ini hal itu belum dipikirkan. ”Itu belum jadi fokus kami,” ujarnya.

Penunjukan Idrus sebagai Plt Ketum Golkar masih menuai pro-kontra di internal Golkar. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I (Jawa-Sumatera) Nusron Wahid menyatakan, siapapun bisa menjadi Plt Ketum, asalkan mendapat persetujuan dalam pleno Partai Golkar nanti.

”Belum tentu (Idrus), bisa Ketua Harian (Nurdin Halid), bisa Sekjen, bisa juga Airlangga (Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, red),” kata Nusron.

Menurut Nusron, sebelum menunjuk Plt Ketum, pleno Partai Golkar harus membahas isu yang tak kalah penting. Pleno harus mengetok palu keputusan untuk menonaktifkan Novanto dari jabatan Ketum terlebih dahulu.

Baru setelah itu, kata Nusron, pleno menetapkan pimpinan sementara atau Plt Ketum Golkar. Secara pribadi, Nusron melihat Airlangga lebih tepat menjadi Plt Ketum Golkar.

”Pak Airlangga itu punya peluang. Apalagi wonge bagus, habis ketemu Presiden, iya kan? Ya kalau soal itu, bagus wonge, kan njawani, kalem. Tapi semua masih proses,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Harian Golkar Nurdin Halid menegaskan secara otomatis dirinya akan menjadi ketua rapat pleno Golkar, hari ini. ”Kalau Ketua Harian sesuai AD/ART otomatis, saya besok (hari ini) hanya mengantar pleno,” kata Nurdin.

Jika forum menginginkan agenda penetapan Plt Ketum, dirinya siap untuk memimpin agenda itu. Namun, secara pribadi Nurdin cenderung akan menolak jika nantinya ada yang memintanya menjadi Plt Ketum. ”Yang pasti NH tidak berminat,” ujar cagub Golkar di pilgub Sulawesi Selatan itu.

Dukungan agar Airlangga menjadi Plt Ketum Golkar juga disampaikan Mantan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang juga Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan. “Pak Airlangga orangnya baik,” kata Luhut di Komplek Istana Kepresidenan, kemarin.

Namun Luhut mengingatkan, Golkar merupakan partai yang cukup matang untuk menentukan keputusan yang terbaik. Sehingga ia meminta pihak-pihak di luar partai tidak terlalu ikut campur.

“Biarlah Golkar berproses sendiri, jangan kita terlalu banyak nyampurin, nanti bikin suasana tidak enak,’’ lanjutnya.

Sementara itu, Airlangga Hartarto cenderung menghindar ketika disinggung mengenai rencana pleno Partai Golkar hari ini. ’’Kita Tunggu undangan pleno,” ujarnya saat ditemui di Komplek Istana Kepresidenan, kemarin. Dia baru saja melapor kepada Presiden mngenai hasil kunjungan kerja ke Thailand baru-baru ini.

Pada bagian lain, Idrus tidak mau menjawab terkait keputusan Novanto yang menunjuk dirinya sebagai Plt Ketum. Menurut Idrus, pembahasan Plt Ketum baru akan dilakukan pada pleno yang rencananya digelar pukul 13.00 WIB hari ini. ”Silahkan nanti lihat di pleno,” kata Idrus.

Idrus menyebut bahwa dirinya sudah menghubungi sejumlah sesepuh Partai Golkar. Pada intinya, para sesepuh meminta agar segera dilakukan konsolidasi. Konsolidasi internal itu menurut Idrus juga sudah disetujui oleh Novanto, dan menjamin tidak akan menghalang-halangi proses internal Golkar yang akan terjadi.

”Ya, Pak Novanto mengikhlaskan semua sesuai dengan mekanisme yang ada dan tidak akan melakukan sesuatu yang menghambat mekanisme-mekanisme, baik di Golkar maupun DPR,” kata Idrus. (bay/byu/jpg)

Update