Jumat, 19 April 2024

Cuaca Ekstrem Melanda Kepri

Berita Terkait

Sejumlah kendaraan melintas dikawasan Batamcenter dengan cuaca mendung. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat memperkirakan sebagian wilayah Kepri akan dilanda cuaca ekstrem dalam beberapa bulan ke depan. Karenanya, BMKG mengimbau supaya masyarakat waspada, terutama bagi yang beraktivitas di laut.

“Menuju bulan Desember perlu waspada. Intensitas hujan sedang sampai lebat bahkan sangat lebat,” kata Kepala Humas BMKG Pusat, Hery Tirto Djatmiko, Jumat (24/11).

Hery mengatakan, cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan gelombang tinggi di Kepri, terutama di laut Natuna dan Anambas. Gelombang laut di kedua wilayah itu diperkirakan mencapai 2,5 meter.

Meski demikian, Hery menyebut potensi cuaca ekstrem berkembang menjadi La Nina masih tepantau rendah. Saat ini indikasi potensi La Nina pada kategori lemah. Degan indeks El-Nino Southern Osciliation (ENSO) masih positif sebesar -0.95. La Nina akan terbentuk jika indeks ENSO drop di bawah -0,5.

“Jadi belum begitu berdampak signifikan terhadap wil Indonesia bagian Barat dan Tengah,” katanya.

Selain di Kepri, gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di perairan selatan Kalimantan, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe – Talaud, Laut Maluku bagian selatan, perairan utara Pulau Halmahera, Laut Halmahera, Laut Cina Selatan, Perairan barat Kep. Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Sumatra hingga selatan Nusa Tenggara, Perairan utara Papua Barat hingga Papua. Laut Cina Selatan, Perairan barat Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat, Sumatra hingga selatan NTB.

Dalam skala intensitas hujan harian, kata Hery,dapat menyebabkan genangan hingga menjadi banjir. Bahkan Hery menyebut ada kemungkinan meningkat menjadi banjir bandang. Semuanya juga harus bersiap kalau terjadi tanah longsor. “Jadi mesti benar-benar waspada,” katanya.

Hery menambahkan, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dengan luasan 61 persen atau seluas 209 Zona Musim (ZOM), sementara sisanya, 39 persen wilayah, atau 133 ZOM, masih mengalami musim kemarau.
(tau/jpg)

Update