Jumat, 29 Maret 2024

Menpar Dorong Homestay di Lembah Bakara

Berita Terkait

Kamis (23/11) siang, Menpar Arief Yahya menyempatkan diri mengunjungi Homestay di Lembah Bakkara di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Didampingi Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Anneke Prasyanti, dan Dirut BOPDT Arie Prasetyo, Menpar meninjau Homestay yang bakal menunjang pariwisata Danau Toba. Di kawasan Lembah Bakara ini terdapat atraksi budaya, Istana Sisingamangaraja.

Kehadiran Menpar disambut antusias masyarakat. Disimbolkan dengan memakaikan ulos kepada Menpar dan diantar masuk menuju Istana Sisingamangaraja.

“Kehadiran saya di sini adalah untuk menindaklanjuti instruksi Presiden agar pariwisata dapat memberi dampak langsung kepada masyarakat. Salah satu upaya terobosannya adalah melalui Homestay Desa Wisata,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menpar mengatakan, Danau Toba adalah salah satu destinasi prioritas yang dikembangkan pemerintah atau yang juga disebut sebagai “Bali Baru”. Progressnya pun semakin menunjukkan peningkatan. Terlebih setelah bandar udara internasional Silangit dibuka dan resmi melayani penerbangan internasional dari Singapura.

Arus wisatawan terbuka lebar. Singapura yang merupakan pusatnya wisatawan dunia, mulai tertarik ke Danau Toba. Danau Toba pun makin terlihat seksi. Karena itu dibutuhkan atraksi lain yang dapat menunjang keberadaan Danau Toba. Salah satunya adalah di Lembah Bakkara ini.

“Istana Sisingamangaraja menjadi daya tarik di Bakara. Akses saat ini tidak masalah karena sedang dikerjakan. Untuk amenitas, Kementerian Pariwisata siap mendukung dan memberi pendampingan. Terutama homestay,” kata Menpar.

Lembah Bakara memang menyimpan potensi wisata yang tinggi. Utamanya di kekuatan budaya. Bakara dulunya adalah pusat peradaban, tercermin dari adanya Istana Raja Sisingamangaraja yang sudah menjadi objek wisata. Selain itu juga terdapat budaya pertanian tradisional Masiripa dan sanggar seni Batak.

Desa Lembah Bakara juga dikeliling oleh perbukitan. Di Desa ini juga memiliki keunikan, yakni adaya batu vulkanik yang bertebaran di tengah sawah. Desa ini juga berbatasan langsung dengan Danau Toba dan memiliki pantai. Cukup langka di Danau Toba. Desa ini juga memiliki beberapa air terjun.

Di desa ini pula terdapat potensi 153 unit rumah yang terdata untuk dijadikan homestay. Untuk itu Menpar menyatakan, Kemenpar akan memberi 150 bantuan untuk stimulus Homestay. Yakni berupa pemberian kasur, selimut, spresi, handuk dan buku tamu.

Nantinya pengelolaan operasional akan difasilitasi melalui pendampingan oleh Kementerian Pariwisata dan rencana pembangunan tahun depan akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan kementerian terkait.

Dalam pengelolaan homestay, nantinya kepemilikan tetap ada di masyarakat. Namun pengelolaannya akan diserahkan kepada ahlinya dan dibantu oleh Kemenpar. Hingga pemasarannya juga dapat dibantu dalam pemasaran penjualan sewa homestay secara digital.

“Penghasilannya untuk masyarakat dan pemasaran secara online akan dibantu Kemenpar,” kata Arief Yahya.

Apabila konsep homestay ini berkembang maka developer akan banyak membangun homestay. Dan pemerintah pusat juga akan membantu modal investasinya dengan menggunakan desain arsitektur nusantara.

“Arahan Pak Presiden, sebelum membangun destinasi yang besar sebaiknya kita melibatkan peran serta masyarakat. Restoran, sesuai arahan Presiden, nantinya juga akan dibangun dengan mencerminakan arsitektur nusantara dengan kearifan lokal masyarakat,” ujar Menpar. (*)

Update