Sabtu, 20 April 2024

Peta Pilwako Tanjungpinang Bergeser

Berita Terkait

Endri Sanopaka. F.Yusnadi/Batam Pos.

batampos.co.id – Akademisi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Tanjungpinang, Endri Sanopaka mengatakan masing-masing kandidat petahana masih wait and see. Lantaran belum menunjukan keputusan politik yang strategis. Bahkan ia memprediksikan terbuka peluang pertarungan gender di Pilwako Tanjungpinang mendatang.

“Sejauh ini dua kandidat petahana sudah mendeklirkan diri. Tetapi belum menentukan pilihan yang pasti,” ujar Endri Sanopaka menjawab pertanyaan Batam Pos, kemarin.

Menurut Endri, di tengah ketidakpastian politik tersebut, berhembus kabar, baik Lis maupun Syahrul sama-sama tengah mempertimbangkan pendamping berbasis gender. Apalagi sejak beberapa belakangan Lis memang digadang-gadangkan bakal berpasangan dengan Maya yang merupakan putri Mantan Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan.

“Perkembangan ini tentunya menjadi media evaluasi bagi kandidat yang lain,” paparnya.

Salah satu perhitungan politiknya untuk mengimbangi hal itu adalah dengan menggandeng kandidat berbasis gender. Sehingga tidak ayal, apabila nama-nama beken seperti Dewi Komalasari Ansar, kader Partai Golkar Kepri. Selain itu ada nama Rahmah kader PDI Perjuangan yang juga punya kapasitas tersendiri.

“Menarik tentunya untuk kita tunggu. Karena memang pertarungan berbasis gender sangat terbuka,” paparnya.

Dijelaskannya, upaya Lis untuk menggandeng Maya, tentu dilatar belakangi Pilkada lalu. Meskipun sebagai rival pada waktu itu, tetapi Maya sudah punya investasi politik dimata masyarakat Tanjungpinang. Apalagi ditambah dengan kehadiran Suryatati A Manan juga akan memberikan pengaruh yang besar.

Hal ini tentu harus siasati Syahrul, jika memang ingin memenangkan Pilkada Tanjungpinang nanti. Kemudian berbicara nama Dewi Ansar yang sekarang ini duduk sebagai legislator DPRD Kepri juga cukup dikenal masyarakat. Golkar sudah pasti punya perhitungan strategis untuk mengukur elektabilitas kadernya. Artinya jika memang kader berbasis gender yang punya tingkat elektabilitas.

“Situasi ini juga menimbulkan ancaman, bagi kader golkar yang selama ini digadang-gadang bakal berpasangan dengan Syharul,” paparnya lagi.

Satu nama lainnya adalah Rahmah legislator PDI Perjuangan. Meskipun terbilang wajah baru di DPRD Kota Tanjungpinang, tetapi perolehan suaranya sangat signifkan apabila dibandingkan dengan kader PDI P lainnya. Bekaca dari hasil tersebut, tentunya menjadi paramater politik bagi Syahrul. “Jika pertarungan gender yang terjadi, juga membuka peluang Pilkada Tanjungpinang diikuti lebih dari dua pasangan calon,” tutup Endri Sanopaka.(jpg)

Update