Jumat, 29 Maret 2024

Bondan Winarno Nilai Kuliner Batam Tanpa Cela

Berita Terkait

batampos.co.id – Presenter kuliner senior, Bondan Haryo Winarno, mengembuskan napas terakhirnya setelah sempat menjalani dua kali operasi di Rumah Sakit (RS) Harapan Kita, Jakarta, Rabu (29/11). Mantan wartawan yang kondang dengan jargon andalannya ‘Maknyus’ tersebut, meninggal dunia dalam usia 67 tahun.

Batam Pos memiliki kenangan tersendiri dengan almarhum. Awal tahun 2012 silam, Bondan menyambangi kantor redaksi Batam Pos, tepatnya pada Selasa 31 Januari 2012. Saat itu, ia berkunjung dalam rangka penjajakan rencananya membuka kedai kopi di Batam.

Kepada awak redaksi Batam Pos, Bondan mengaku cukup mengagumi aneka kuliner di Batam dan Kepri. Khususnya kuliner Melayu. “Kuliner di Batam tanpa cela,” kata Bondan, kala itu.

Bahkan, saat itu, Bondan menyarankan agar kekayaan kuliner di Batam dijadikan kekuatan dan daya tarik pariwisata. Agar kuliner Batam maju, makanan khas Melayu atau Kepri harus ditonjolkan. “Saya sangat ingin ada tempat khusus untuk makanan Riau di sini. Sekarang ini, masyarakat lebih suka makanan khas satu daerah tertentu,” katanya.

“Manfaatkan situasi itu. Bagus kalau di Batam ini ada tempat untuk makanan-makanan khas dari pulau-pulau yang jauh letaknya,” katanya lagi.

Ia juga menyebut koran merupakan media yang tepat untuk mempopulerkan kuliner tertentu. “Yang penting nilai heritage-nya tidak hilang,” katanya lagi.

Kabar meninggalnya Bondan kemarin membuat publik berduka. Terlebih keluarga besarnya. Bondan meninggalkan seorang istri, Yvonne Winarno serta tiga orang anak masing-masing bernama Gwendolin Amalia Winarno, Marisol Winarno, dan
Eliseo Raket Winarno.

Ditemui di Kamar Duka RS Harapkan Kita, Eliseo Raket Winarno, mengatakan sebelum meninggal ayahnya telah di rawat selama dua minggu lebih di RS Harapkan Kita dan telah menjalani operasi sebanyak dua kali. Namun, untuk operasi yang pertama sudah dilakukan pada September lalu sedangkan, operasi yang kedua baru dijalani sekitar enam hari yang lalu atau tepatnya pada hari Kamis.

Bondan Winarno (baju hijau) saat berkunjung ke Batam Pos pada 2012 lalu.

“Yang pertama operasi aneurisma dan yang kedua aorta. Untuk jelasnya itu operasi apa tanya tim dokter aja ya,” katanya.

Setelah menjalani operasi yang pertama, sambung Eliseo, ayahnya tersebut sudah sempat dibawa pulang ke rumah di Bali. Namun, setelah itu ternyata terdapat infeksi sehingga kembali dibawa ke RS Harapkan Kita atau sekitar dua minggu yang lalu hingga akhirnya kembali menjalani operasi untuk yang kedua kalinya.

Dalam operasi yang kedua ini ternyata ada komplikasi. Dari komplikasi itu ada bakteri yang menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. “Tim dokter dari RS Harapkan Kita juga sudah berusaha, tapi hari ini beliau dipanggil Tuhan,” ungkapnya.

Sedangkan saat disinggung tentang kepribadian sang ayah, Eliseo tidak dapat banyak mengungkapkannya. Namun, menurutnya, almarhum ayahnya adalah sosok yang total, bukan hanya untuk dunia kuliner tapi juga untuk keluarga.

“Untuk tanda-tanda akan kepergian ayah tidak ada. Beliau orang yang sangat positif dan tidak ada tanda apa pun. Beliau menyuruh kami untuk kuat dan tapi saya putuskan ini dengan perasaan damai. Itu yang kita ingat dari beliau,” bebernya.

Terkait pemakaman, Eliseo juga mengatakan sesuai kehendak dan keinginan ayahnya sebelum meninggal, ayahnya sering bilang ingin dikremasi. Namun, sekarang ia dan keluarga masih akan rembuk bersama.

“Belum tahu dan ini baru sekali. Kita akan putusin apakah hari ini atau besok. Sekarang jenazah sedang diformalin,” katanya. (gih/jpg)

Update