Jumat, 29 Maret 2024

Bus Hibah Beroperasi, Jauh-Dekat Rp 4 Ribu Saja

Berita Terkait

Bagian dalam BRT yang mulai beroperasi Rabu (6/12) kemarin, di Terminal Sei Carang. F. Humas Pemko Tanjungpinang.

batampos.co.id – Empat unit bus kota Tanjungpinang, mulai Rabu (6/12) kemarin dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat Tanjungpinang.

Transportasi yang melayani perjalanan menuju Senggarang dan Dompak dari terminal Sei Carang ini dipatok dengan harga terbilang ekonomis.

Jauh dekat perjalanan, biaya untuk dapat menggunakan Bus Rapid Trans (BRT) dipatok sama. Sekali pemberhentian, penumpang umum dikenakan biaya Rp 4000 dan bagi siswa atau mahasiswa, dikenakan R 2000.

Dengan harga yang telah ditetapkan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, penumpang dapat menikmati perjalanan dengan nyaman. Berhubung bus difasilitasi dengan kursi penumpang bersofa. Gantungan untuk berpegangan, jika berdiri. Dan juga pendingin ruangan.

“Perjalanan 20 km dengan harga segitu saya pikir, terjangkau bagi masyarakat,” ujar Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, usai mengendarai bus BRT setelah pelepasan kemarin.

Lis juga mengharapkan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas ini. Berhubung jalur menuju Dompak dan Senggarang, masih jarang dilintasi angkutan umum. Sehingga, bus diharapkan memenuhi kebutuhan pelajar, pegawai dan masyarakat bahkan pengunjung yang ingin menuju dua lokasi ini.

Untuk rute Senggarang, pemberhentian terakhir berada di klenteng Senggarang. Sementara bus yang menuju Dompak, akan melintas wilayah Ganet hingga Perumahan Hang Tuah. Lalu melanjutkan perjalanan menuju Dompak. Yang berakhir di bundaran, seberang kampus UMRAH.

Sementara jadwal keberangkatan, saat ini ditetapkan mulai beroperasi pada pukul 06.30 WIB. Hingga 17.30 WIB. Dengan target, lima kali perjalanan pergi-pulang.

“Pokoknya ada tidak ada penumpang, bus tetap harus jalan sesuai jadwal,” tutur Lis.

Dari segala fasilitas yang telah ditawarkan, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tanjungpinang, Bambang Hartanto, mengakui adanya kekurangan akan fasilitas pendukung.

Yakni fasilitas halte-halte dan juga papan penunjuk rute lintasan yang belum tersedia. Bambang tak menampik, ketersediaan yang belum dapat dilengkapi ini dikarenakan minimnya anggaran untuk membangun halte pengangkutan dan pemberhentian di beberapa titik, pada rute lintasan.

Namun, dipastikan Bambang, setakat ini pemko mengupakan kemudahan dengan membuatkan tangga naik turun penumpang ke atau dari bus. Sehingga pintu utama penumpang dapat digunakan.

“Untuk sekarang, diakali dengan menggunakan pintu depan. Yang lebih mudah dijangkau,” tutur Bambang.

Ia juga menambahkan, pada APBD P 2017 ini, Dishub akhirnya menganggarkan pembuatan sebanyak delapan buah, yang dapat memudahkan penumpang untuk melintas.

“Kalau halte, pasti butuh anggaran besar. Dengan anggaran seadanya ini, alternatif tangga dinilai lebih tepat. Karena jumlah pasti akan lebih banyak dibandingkan membangun halte,” pungkas dia. (aya)

 

Update