Rabu, 24 April 2024

ISEI Kota Batam Komit Bangun Pariwisata

Berita Terkait

Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kota Batam bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam serta didukung Kementerian Pariwisata, menggelar seminar terkait pariwisata, Senin (11/12) di Aula kantor Walikota Batam.

Seminar mengangkat tema “Optimalisasi Potensi Pariwisata Batam Sebagai Industri Pariwisata yang berkelanjutan”, dengan menghadirkan sejumlah pembicara. Diantaranya perwakilan Bank Indonesia, BP Batam, Batam Tourism Polytechnic, Kadin Kota Batam dan lainnya.

Sementara hadir sebagai peserta 100 orang dari berbagai unsur stakeholder pariwisata (unsur pentahelix).

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Kota Batam, Pebrialin mengatakan, ISEI sebagai mitra pemerintah merasa punya tanggung jawab untuk ikut mengangkat dan mengembangkan potensi pariwisata di Kota Batam.

“ISEI ingin memberikan pemikiran konstruktif untuk membangun perekonomian di kota Batam,” ujar Pebrialin.

Ia mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam triwulan IV tahun 2017 ini, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau melambat. Pertumbuhan ekonomi di Kepri diperkirakan hanya menguat 1,9 persen dari tahun 2016 yang sebesar 5,03 persen.

“Saat ini sektor pariwisata, termasuk akomodasi dan makanan didalamnya menyumbang Rp 2,8 triliun. Berada di posisi enam. Sehingga tentu masih bisa diperkuat,” ujarnya.

Karena itu melalui diskusi dan seminar ini diharapkan dapat merumuskan satu pemikiran bagaimana sektor pariwisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Batam.

“Dari posisi enam, kita dorong, kita optimalkan sektor pariwisata,” kata dia.

Menurutnya membangun pariwisata tidaklah hanya menjadi tugas pemerintah. Membangun pariwisata adalah pekerjaan yang berat karena itu dibutuhkan kerja sama atau semangat incorporated.

“Bagaimana pariwisata ini dapat mendorong investasi, bagaimana menghadirkan atraksi baru dengan tetap mengedepankan budaya Melayu sebagai kekuatan kota Batam,” kata Pebrialin.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau, Gusti Raisal Eka Putra, sebagai salah satu pembicara mengatakan, Kota Batam memang butuh sumber-sumber baru yang dapat menarik wisatawan.

Dan tidak hanya sampai disitu, sumber-sumber baru tersebut agar dapat memperpanjang length of stay wisatawan.

“Sehingga bisa lebih panjang sampai enam hari. Dan pariwisata bisa kita rekomendasikan untuk mendorong ekonomi kota Batam,” kata dia.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menempatkan pariwisata sebagai leading sector pembangunan nasional. Pariwisata menjadi sektor prioritas, bahkan pariwisata menjadi core economy republik ini ke depan.

“Karena komoditas yang paling sustain dan menyentuh langsung masyarakat dengan performance ekonomi yang meningkat setiap tahunnya menanjak, hanyalah pariwisata,” ujar Esthy didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar, Eddy Susilo.

Dengan komitmen yang tinggi dari Presiden tersebut tentunya dibutuhkan dukungan dari semua pihak. Tidak ketinggalan berbagai pihak termasuk asosiasi seperti Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Kota Batam yang menyelenggarkan seminar pariwisata.

“Kami harapkan tentunya kota Batam punya komitmen yang kuat dalam membangun pariwisatanya. Terlebih Batam memiliki kekayaan budaya, kuliner yang dapat menjadi modal besar dalam menarik wisatawan baik mancanegara dan nusantara,” kata Esthy.

Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu mendorong pengembangan-pengembangan yang ada di Kota Batam.

Letaknya yang strategis, dekat dengan Singapura dan Malaysia membuat Kota Batam dan Kepulauan Riau secara keseluruhan punya peranan yang besar dalam menarik wisatawan.

“Dibutuhkan kreativitas dan semangat kerja bersama agar benar-benar dapat menjadikan pariwisata sebagai leading sector perekonomian nasional, termasuk kota Batam,” ujar Menpar Arief Yahya.(*)

Update