Sabtu, 20 April 2024

Data Centre di Indonesia Kurang Aman, Data Asian Games XVIII Disimpan di Google, Amazone, Microsoft dan Alibaba

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Keamanan pusat data centre di Indonesia dinilai masih berada di strata tiga atau masuk dalam kategori kurang aman. Pernyataan ini diungkapkan anggota Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional (Timlak Wantiknas), Garuda Sugardo.

Garuda mengatakan meski Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun depan, namun untuk penyimpanan datanya diserahkan kepada empat data center di luar negeri.

“Keamanan data centre di Indonesia belum terjamin. Sehingga data centre Amerika yaitu google, amazone, microsoft dan satu lagi Alibaba dari Cina,” katanya di Gedung Pusat Data dan Sistem Informasi BP Batam. Selasa (12/12).

Garuda mengatakan Indonesia memiliki tiga data centre, yaitu milik Badan pengusahaan (BP) Kawasan Batam, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Serpong dan Telkom Sigma.

Sementara data centre milik kementerian atau lembaga lainnya berada di dalam satu dan bergabung dengan aktivitas pelayanan.

“Padahal data center tidak boleh bergabung dengan kegiatan lainnya,” jelasnya.

Data centre seharusnya berada di tempat yang aman dan jauh dari keramaian.

Ia mengatakan untuk membangun gedung data centre dibutuhkan biaya yang sangat besar.

“Data centre milik BP Batam ini satu meter perseginya saja biayanya sekitar Rp 10 sampai dengan Rp 13 miliar,” kata Garuda.

Selain itu, tembok data centre juga harus lebih kuat dari gedung lainnya, minimal mampu menahan laju mobil dengan kecepatan 30 kilometer perjam. (leo)

Update