Sabtu, 20 April 2024

Berpotensi Jadi Lumbung Penghasil Kepiting Ekspor

Berita Terkait

Sardison saat meninjau lokasi penangkapan Kepiting soka di Kabupaten Bintan. F. Jailani/Batam Pos.

batampos.co.idKabupaten Bintan berpotensi menjadi daerah penghasil kepiting soka yang punya nilai jual tinggi. Apalagi penangkaran kepiting tersebut pernah dinobatkan sebagai karya terbaik pada ajang Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional tahun 2014. 

Sepintas banyak yang bertanya apakah itu Kepiting Soka ? Jika diperhatikan, Kepiting Soka adalah kepiting yang dipanen pada waktu terjadinya transisi pergantian kulit ari. Sehingga secara keseluruhan tubuh kepeting tersebut lunak dan bisa dinikmati secara keseluruhan. Apalagi kebutuhan eksport kepiting yang punya nilai jual adalah seperti itu.
“Penangkaran yang kami lakukan adalah khusus untuk menghasilkan Kepiting Soka,” ujar pemilik penangkaran, Rio Priady disela-sela berdikusi dengan Kepala DPMD-Dukcapil Kepri, Sardison, kemarin.
Dijelaskannya, karena kepiting adalah hewan yang bisa hidup didua alama, yakni laut dan darat. Dirinya melakukan uji coba untuk melakukan penangkaran. Dan membuahkan hasil. Menurutnya, proses penangkaran tidak begitu rumit. Hanya saja yang menjadi kendala adalah ketersediaan bibit ketam dan air hujan.
“Modal awal untuk pembuatan pengkaran ini adalah lebih kurang Rp20 juta,” papar Rio.
Diceritakannya juga, usahanya itu sempat vakum karena terbatasnya modal. Padahal ada pihak-pihaknya yang siap menampung Kepiting Soka miliknya. Diungakapkannya, perjalannya sekarang ini juga masih tertatih-tatih. Ia berharap ada perhatian yang diberikan Pemerintah Daerah. Sehingga selain bisa melanjutkan usaha, setidaknya dapat membuka lapangan pekerjaan skala kecil.
“Kepiting Soka harga dipasar cukup lumayan. Kita melakukan panen setiap dua bulan,” jelas Rio.
Sementara itu, Kepala DPMD-Dukcapil Kepri, Sardison mengatakan torbangkarnya adanya penangkaran kepiting soka ini adalah dari pendataan-pendataan juara-juara TTG yang sudah mengibarkan nama Kepri. Karena memang selama ini, tidak ada pembinaan yang bekelanjutan
Pria yang baru setahun di dapuk sebagai Kepala DPMD-Dikcapil Kepri tersebut menjelaskan, banyak hasil karya TTG yang harusnya memberikan nilai guna bagi banyak pihak. Tetapi, selama ini kurang dimenej, makanya belum memberikan kontribusi bagi daerah. Salah satunya adalah Penangkaran Kepiting Soka ini. Menurutnya, konsepnya sangat sederhana, seperti budidaya hidroponik.
“Sayang jika potensi yang ada tidak dikembangkan. Karena pembinaan budidaya adalah Dinas Kelautan dan Periknanan, kita akan bersinergi dengan mereka,” ujar Sardison.
Menurutnya, setelah ia merasakan langsung menikmati kepiting soka, usaha tersebut patut untuk diberikan dukungan. Bahkan bisa menjadi pilot projek untuk penangkaran kepiting di Kepri. Baik itu kepiting bangkang maupun ranjungan. Apalagi bisa dikembangkan didarat. Untuk membuka pasar, pihaknya mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) bermitra dengan Rio Priady.
Ditambahkan Sardison, untuk satu kali panen, usaha tersebut bisa menghasilkan lebih kurang 300 kg kepiting soka. Dikatakannya juga, dipasaran ekspor kepiting tersebut punya nilai jual yang tinggi. Ia yakin, apabila dikembangkan dengan baik tentu punya nilai guna yang lebih.
“Apalagi nasional sudah mengakui, bahwa sistem Pengakaran Kepiting Soka ini adalah satu terobosan penting dibidang pengembangan budidaya,” tegas Sardison. (jpg)

Update