Jumat, 19 April 2024

Libatkan Labfor untuk Ungkap Penyebab Tabrakan Dua Pancung di Perairan Bulang

Berita Terkait

batampos.co.id – Satuan polisi air (Satpol Air) Polresta Barelang terus mendalami insiden tabrakan dua pancung boat yang menewaskan dua warga pulau Bulang di selat Male, perairan pulau Bulang, Minggu (17/12) malam lalu. Polisi juga masih menahan Sulihan, nahkoda pancung yang terlibat tabrakan dengan pancung yang ditumpangi para korban. Meskipun berstatus sebagai saksi namun keterangan Sulihan sangat dibutuhkan polisi untuk mengungkap penyebab pasti tabrakan tersebut.

Kasat Polair Polresta Barelang AKP Arsyad mengatakan, insiden tersebut merupakan kasus yang harus ditangai secara serius. Penyebab pasti kecelakaan harus diungkap, sehingga bisa menjadi acuan bagi nelayan atau penambang pancung lainnya agar kejadian serupa bisa dihindari.

“Untuk sementara (kesimpulan penyebab tabrakan) karena pancung yang membawa penumpang ini tak dilengkapi lampu navigator. Kondisi malam gelap jadi pancung dari saksi yang kami amankan tidak lihat bahwa di depannya ada pancung yang ditumpangi para korban,” tutur Arsyad, Selasa (19/12).

Meskipun keterangan saksi sudah mengarah ke faktor kelalaian sang nahkoda kapal yang tidak melengkapi pancung dengan alat penerangan, namun demikian polisi masih terus mendalami secara pasti terkait penyebab pasti insiden kecelakan laut itu.

“Itu kesimpulan sementara tapi tetap harus ada pembuktian real di TKP. Makanya ini akan libatkan tim labfor untuk selidiki lebih dalam lagi,” kata Arsyad.

Jika memang hasil penyelidikan tim Labfor menyimpulkan hal yang sama, maka kejadian itu akan menjadi perhatian pihak kepolisian untuk kembali mengingat para nelayan ataupun pengguna alat transportasi laut pada umumnya agar tidak lalai dengan alat pengaman saat berlayar. “Kasus ini sementara masih fokus ke penyebabnya (kecelakaan), agar jadi acuan kedepannya. Untuk tersangka belum ada. Masih kami dalami” kata Arsyad.

Tabrakan dua pancung boat tersebut kata Arsyad, menewaskan dua warga pulau Bulang. Dua korban yang meninggal dunia itu adalah Ismail sang nahkoda pancung dan Faizal, penumpangnya.

“Dua korban yang sempat dinyatakan hilang sudah ketemu semua. Dua-duanya meninggal dunia dan sudah diserahkan ke keluarga mereka masing-masing. Keduanya warga pulau Bulang,” tutur Arsyad.

Kedua korban yang meninggal dunia itu, sempat dinyatakan hilang hingga 20 jam sebelum akhirnya ditemukan tenggelam di dasar laut di dekat lokasi kejadian.

Menurut saksi mata dari korban yang selamat, saat tabrakan terjadi Ismail dan Faizal, masing-masing duduk di bagian belakang dan depan pancung yang mereka tumpangi. Diduga saat tabrakan terjadi keduanya terlempar ke laut dan tenggelam.

“Kalau depan dan belakang (pancung) tak ada penutup (atap pancung) jadi terlempar mereka saat tabrakan terjadi,” ujar Said Ahmad, korban yang selamat.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, tabrakan dua pancung tersebut juga melukai enam penumpang lainnya. Penumpang yang mengalami cidera dan harus dirawat di rumah sakit diantaranya; Hanindia bocah dua tahun, Rasya bocah 10 tahun, Sayid Abdilah bayi 11 bulan, Syarifah Dahlia,24, Lisnawati, 31 serta Umi, 52. Mereka dirawat di RSUD Embung Fatimah Batam di Batuaji dan di rumah sakit Badan Pengusahaan Batam di Sekupang.

Sementara penumpang lain yang selamat dan tidak mengalami cidera adalah Sara Nabilah,6, Said Ahmad, 33, Illiyasa, 35 dan Ria.

Korban kecelakaan itu merupakan satu keluarga besar yang baru saja pulang mengikuti hajatan di pulau lain dekat Bulang. Mereka numpang dalam satu pancung yang dinahkodai Ismail. Sementara poncung lawan tabrak merupakan pancung kosong (tak berpenumpang) yang dinahkodai oleh Sulihan. Sulihan saat itu sedang bergerak dari arah Sembulang menuju pulau Bulang.

Beruntungnya saat tabrakan terjadi, dibelakangnya ada pancung lain yang dinahkodai oleh Iyan. Pancung yang dinahkodai Iyan itu juga menangangkut anggota keluarga Faizal yang lainnya. Para korban dari pompong yang terbalik karena tabrakan itu akhirnya dievakuasi ke pancung Iyan. (eja)

Update