Sabtu, 20 April 2024

Manfaatkan untuk Kegiatan Produktif

Berita Terkait

Gubernur Kepri Nurdin Basirun bersama Menteri Agraria Tata Ruang Sofyan A Jalil berfoto dengan warga yang menerima sertifikat tanah, Rabu (27/12). F. Humas Pemprov Kepri untuk Batam Pos.

batampos.co.id – Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan A Jalil dan Gubernur Kepri Nurdin Basirun mengingatkan para penerima sertifikat tanah untuk tidak menggadaikan surat berharga itu untuk hal-hal yang konsumtif. Sertifikat yang didapat harus dimanfaatkan betul bagi peningkatan ekonomi.

“Hati-hati dengan sertifikat ini. Jangan digadai untuk hal-hal yang produktif, untuk beli handphone atau kendaraan bermotor yang tak mendorong pergerakan ekonomi,” kata Nurdin saat acara Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN), Sekupang, Kota Batam, Rabu (27/12).

Hal yang sama juga ditegaskan Menteri Sofyan. Keberadaan sertifikat ini juga sebagai modal agar kelompo masyarakat punya akses ke perbankan atau sumber dana lainnya. Karena menggunakan pinjaman untuk mengembangkan ekonomi adalah sesuatu yang baik.

“Tapi jangan begitu ada sertifikat langsung digadai buat beli hape atau sepeda motor,” Sofyan juga mengingatkan kepada penerima sertifikat tanah.

Tampak hadir pada kesempatan itu Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, Wali Kota Batam H Muhammad Rudi, Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo, Kapolesta Barelang Kombes Pol Henki, SIk, MH, Kepala BPN Kepri Syafriman serta ratusan penerima sertifikat tanah.

Sofyan menambahkan, sertifikat ini memberikan kesempatan kepada rakyat ke akses finansial. Selama ini menurut Bank Dunia orang Indonesia yang punya akses 40 persen. Tanah yang tak punya sertifikat merupakan aset yang idle.

“Mereka yang punya tanah tapi tak bersertifikat kadang pinjamannya ke retenir dengan bunga hingga 50 persen,” kata Sofyan.

Sertifikat, menurut Sofyan juga penting karena mencegah konflik. Ke depan kalau seluruh tanah sudah berserifikat, konfliknya sangat minimum.

Karena itu, sesuai perintah Presiden Joko Widodo, tahun ini, ada lima juta sertifikat yang diterbitkan di seluruh Indonesia. Target itu, semakin besar untu tahun 2018 menjadi tujuh juta dan 9 juta pada 2019.

BPN sendiri saban tahun biasanya mengeluarkan lima ratu ribu hingga delapan ratus ribu sertifikat setahun. Untuk Kepri, yang biasanya setahun hanya 4.000 sertifikat, tahun ini berhasil menerbitkan 53.000 sertifikat.

“Tahun depan ada 110.000 sertifikat yang diterbitkan,” kata Sofyan.

Memang dalam pidatonya Nurdin minta agar tahun depan BPN bisa menerbitkan seratus ribu sertifikat. Menurut Nurdin, percepatan penerbitan ini sebagai salah satu bentuk kehadiran negara. Semua itu akan mendorong percepatan pembangunan dan pergerakan ekonomi masyarakat.

“Harus ada pergerakan kemajuan yang dipersembahkan untuk masyarakat,” kata Nurdin.

Persembahan kemajuan itu juga, kata Nurdin, saat ini terus dilakukan Kota Batam. Salah satu yang terlihat adalah pelebaran-pelebaran jalan dan infrastruktur lainnya.

Karena, kata Nurdin, Presiden menyebutkan pembangunan yang dilakukan tak hanya untuk menggerakkan ekonomi, tapi juga memperlihatkan kebanggaan dan martabat bangsa. Kepri, sebagai daerah perbatasan dan beranda terdepan Indonesia harus memperlihatkan kebanggaan itu dalam pembangunannya.

“Kalau melihat kotanya gagah seperti Batam
Ini, muncul kebanggaan-kebanggaan yang harus kita jaga bersama,” kata Nurdin.

Dengan adanya sertifikat, Nurdin berharap sektor lain juga, seperti pertanian semakin tumbuh di Kepri. Para petani bisa tenang memanfaatkan lahannya untuk berproduksi dan menanam banyak produk pertanian. Jika sayuran semakin banyak diproduksi dari daerah sendiri, inflasipun ikut tertekan.

“Intinya, untuk memajukan daerah ini, kita harus saling dukung dan bahu membahu. Kita tidak bisa berbuat banyak kalau menjauhkan diri dari silaturahmi dan kokoh dengan ego sektoral masing-masing,” kata Nurdin. (bni)

Update