Jumat, 29 Maret 2024

Opname di RSUD Batam, Infus Beli di Luar RS

Berita Terkait

Apotek RSUD Embung Fatimah Batuaji. Foto. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji kembali dikeluhkan warga. Banyak warga kecewa sebab stok obat-obatan di rumah sakit bertipe B itu masih banyak yang kosong.

Indah, warga Tembesi Sagulung misalkan mengaku, cukup kewalahan mendapatkan obat asma untuk kakaknya yang menjalani perawatan medis di ruangan rawat Inap. Itu karena obat asma yang dibutuhkan kakaknya tidak tersedia di apotek rumah sakit tersebut. Dia harus mencari obat tersebut ke apotek di luar.

“Dapat di Fanindo tadi. Di sini tak ada katanya,” ujar Indah saat ditemui RSUD, Selasa (16/1).

Kekosongan obat asma tersebut, diakui Indah sudah terjadi sejak awal kakanya dirawat di rumah sakit tersebut sepekan yang lalu.

“Kakak saya sudah hampir seminggu di sini. Memang dari awal tak ada obat itu. Saya juga pernah beli infus di luar buat kakak saya itu,” tuturnya.

Padahal kata Indah, kakanya itu terdaftar sebagai pasien BPJS dan seharusnya tak perlu membeli obat lagi sebab sudah ditanggung BPJS. Namun itu tidak berlaku sebab di RSUD itu tidak tersedia obat yang dibutuhkan kakak Indah.”Cuman nama saja pak pasien BPJS. Obat kita beli sendiri di luar,” keluh Indah.

Selain Indah, Batam Pos yang menelusuri informasi kekosongan obat di rumah sakit tersebut juga menemui pasien rawat jalan lainnya yang harus membeli obat di luar rumah sakit. Persoalannya sama apotek yang ada di rumah sakit tersebut tak memiliki stok obat yang dibutuhkan pasien rawat jalan. Salah satunya adalah Emanuel, warga Bengkong yang menjalani perawatan medis di klinik terapi yang ada di rumah sakit tersebut. Usai menjalani terapi, dia harus membeli obat untuk menghilangkan bengkak di lehernya di apotek di luar rumah sakit.

“Dikasih resep sama dokter tapi di sini tak ada obatnya. Saya mau cari di luar ini,” ujarnya.

Keluhan-keluhan warga dan pasien itu dibenarkan oleh petugas medis di RSUD. Sejumlah sumber Batam Pos dari petugas medis di RSUD mengakui memang belakangan stok obat khususnya untuk pasien BPJS kosong. Itu karena belum ada pengadaan lagi dari pihak manajemen.

“Sudah lama persoalan ini. Serba salah kami di sini. Pasien sering marah-marah, tapi mau gimana lagi memang tak ada kok,” ujar seorang sumber.

Sumber tesebut bahkan juga menjabarkan persoalan yang dihadapi RSUD tidak saja pada kekosongan obat-obatan, tapi juga peralatan medis yang kurang lengkap atau bermasalah. Ruangan radiologi misalkan sempat tak bisa melayani pasien beberapa waktu lalu. Itu karena peralatan medis di ruangan tersebut bermasalah.

“Tapi sekarang sudah berjalan normal,” kata sumber itu lagi.

Sebelumnya rombongan komisi IV DPRD kota Batam yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) di rumah sakit tersebut (5/12/2017), juga menemui banyak persoalan. Selain persoalan obat banyak yang habis, rombongan anggota Dewan itu juga menemui banyak peralatan medis yang masa kalibrasi sudah habis atau expired.

Usai sidak tersebut manajemen RSUD mengklaim sudah mengatasi persoalan-persoalan itu secara perlahan-lahan. Namun belakangan persoalan serupa kembali terjadi sehingga perlu ada perhatian serius dari pihak manajemen RSUD tersebut.

Direktur RSUD Embung Fatimah Batam dr. Ani Dewiyana saat dikonfirmasi mengakui memang masih banyak stok obat yang habis di rumah sakit tersebut.

“Iya memang ada (kekosongan stok obat-obatan). Sudah beberapa pekan ini. (Anggaran) Lagi proses (audit) di BPKP makanya tak bisa diadakan serentak. Semuanya butuh prosedur dan proses,” ujar Ani.

Selain obat-obatan, Ani juga mengakui ada sejumlah peralatan medis di rumah sakit bermasalah karena belum dikalibrasi. Alat di ruangan operasi misalkan memang belum dikalibrasi sampai saat ini.

“Untuk peralatan bagian medik sudah upayakan dalam minggu ini beres. Kalau obat secepatnya diadakan lagi walaupun bertahap,” tutur Ani. (eja)

Update