Selasa, 19 Maret 2024

Palindo Marine Serahkan KN Tanjung Datu ke Bakamla

Berita Terkait

Kabakamla RI, Laksdya TNI Arie Soedewo, S.E., M.H, Dirut PT Palindo Marine, Harmanto Ketua komisi I DPR RI, Dr.H. Abdul Kharis Almasyhari foto bersama dengan pejabat Bakamla, managemen PT Palindo serta tamu undangan di galangan kapal PT Palindo Marine, Sagulung, Kamis (18/01/2018). F Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – PT Palindo Marine Batam resmi menyerahkan KN Tanjung Datu kepada Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Kamis (18/1). Dengan panjang 110 meter dan lebar 11,50 meter, KN Tanjung Datu merupakan kapal patroli terbesar yang pernah dibuat di dalam negeri.

Penyerahan dilakukan oleh jajaran PT Palindo Marine kepada pihak Bakamla yang dipimpin langsung oleh Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Ari Suedewa di galangan kapal PT Palindo Marine di Seilekop Sagulung, Kamis (18/1) pagi. Penyerahan kapal ini juga disaksikan oleh Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari, Kapolda Kepri Irjen Pol Didid Widjanardi, Danlantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Eko Ribut Suyatno, Kepala BNN Kepri Richard Ninggolan, serta Perwakilan Pemko Batam dan Pemerintah Provinsi Kepri.

Presiden Direktur PT Palindo Marine Harmanto menuturkan, KN Tanjung Datu ini merupakan tipe kapal patroli terbesar dan pertama yang dibangun di Indonesia. Pengerjaan kapal patroli itu dimulai sejak tahun 2016 lalu. Kapal tersebut murni hasil karya anak bangsa sebab seluruh proses pengerjaan mulai dari desain, perencanaan, dan konstruksi fisik sampai instalasi sistem murni dikerjakan tenaga ahli putra-putri bangsa.

“Ini membuktikan bahwa galangan kapal dalam negeri, khususnya di Batam, mampu bersaing baik secara nasional ataupun internasional,” tutur Harmanto.

Kapal patroli dengan nomor lambung 1101 itu, diakui Harmanto, sudah dikerjakan dengan baik oleh pihaknya. Kapal tersebut juga sudah melalui visual inspection test dan witness NDT oleh Bereau Veritas antara lain radiograph test (RT) atau X-Ray terhadap hasil pengelasan yang lokasi dan jumlahnya ditentukan.

“Kapal ini dibangun dengan panjang 110 meter dan lebar 11,50 meter,” tutur Harmanto.

Untuk dapur pacu, kapal ini ditenagai oleh dua unit mesin penggerak pokok dengan kekuatan masing 5.300 Horse Power (Hp) dengan kecepatan maksimal 18 knot. “Kapal ini juga dilengkapi helidek untuk landasan helikopter medium dengan berat 8 ton,” tuturnya.

Rampungnya tahapan pengerjaan kapal patroli tersebut disambut baik oleh Kabakamla RI Laksamana Madya TNI Ari Suedewa. Dalam arahannya Ari mengapresiasi kinerja jajaran PT Palindo Marine. “Saya pribadi cukup bangga, hasil akhirnya cukup memuaskan,” kata Ari.

Capaian ini, kata Ari, membuktikan bahwa anak bangsa dan perusahaan galangan kapal lokal mampu bersaing di kancah internasional. “Kalau kita sendiri bisa memproduksi kapal-kapal canggih seperti ini, kenapa harus pesan keluar negeri. Ini harus dipertahankan agar semakin baik lagi ke depannya,” tutur Ari.

Pengadaan kapal patroli Bakamla ini memiliki makna yang strategis bagi industri alat pertahanan dan keamanan nasional, khususnya PT Palindo Marine. Keberhasilan membangun kapal raksasa itu menunjukkan bahwa putra-putri Indonesia mampu bersaing dengan negara manapun untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai industri alat pertahanan dan keamanan.

“Ini mengurangi ketergantungan dengan negara lain dalam pengadaan kapal patroli seperti ini dan ini sangat dihargai pemerintah,” ujar Ari.

Untuk itu, ke depannya, Ari berharap agar PT Palindo Marine tetap menjadi yang terbaik agar mampu bersaing dengan industri galangan lain, baik dalam ataupun luar negeri. “Kuncinya satu, tunjukkan kalau kita ini profesional. Sajikan hasil kerja yang berkualitas,” pesan Ari.

Terkait pengadaan kapal patroli raksasa itu, Ari menjelaskan ini merupakan upaya dari Bakamla untuk terus melengkapi armada kapal patroli kenegaraan milik Bakamla yang selama ini masih kurang.

“Kapal ini yang paling besar. Ini sejarah baru buat industri galangan di Indonesia. Kapal ini nantinya akan menjalankan tugas dan fungsinya menjaga keamanan laut di zone economy exclusive (ZEE) dari kapal-kapal ilegal,” ujarnya. (eja)

Update