Rabu, 24 April 2024

Jalan Seibeduk Kotor dan Berlumpur, Kendaraan Proyek Itu …

Berita Terkait

Truck pengengkut tanah yang melintas di jalan S. Parman depan kantor Camat Seibeduk yang dikeluhkan warga karena mengotori jalan dan berdebu, Senin (22/1). F Dalil Harhaap/Batam Pos

batampos.co.id – Aktifitas kendaraan proyek pematangan lahan di Sungaidaun, Seibeduk dikeluhkan warga. Pasalnya kendaraan proyek tersebut mengotori jalan utama menuju kampung Bagan dengan tumpahan tanah dan lumpur. Jalan jadi rawan sebab licin dan berlumpur.

Keluhan itu umumnya disampaikan warga kampung Bagan. Warga kampung tua itu yang paling merasakan dampaknya sebab jalan utama itu adalah satu-satunya akses keluar masuk mereka.

“Sudah cukup lama begini. Kalau musim panas, jalan penuh dengan debu, kalau hujan jadi licin dan becek. Tiap saat truk-truk tanah itu lewat jalan ini. Tak tutup bak penutup truk-truk itu,” ujar Harun, seorang warga.

Kondisi jalan yang kurang nyaman itu diakui Harun, sudah lama terjadi semenjak wilayah Sungaidaun marak dijadikan lokasi perumahan dan pemukiman warga. Aktifitas pematangan lahan yang tidak disertai dengan kesadaran untuk menjaga kebersihan jalan membuat jalan jadi tak nyaman. Semakin hari tumpukan tanah yang tumpah dari kendaraan proyek kian bertambah banyak.

Bahkan, tumpahan tanah di atas aspal jalan ada yang sudah mengeras. Kondisi jalan benar-benar rawan, sebab tumpahan tanah itu bisa menyebabkan kecelakaan bagi kendaraan roda dua.

Ismiati, warga kampung Bagan lainnya mengakui jika kecelakaan lalulintas kerap terjadi di sepanjang jalan tersebut. Itu karena pengendara yang bergelut dengan debu yang bertebaran di sepanjang jalan kerap hilang kendali saat memacu kendaraan roda mereka.

“Kalau pakai motor paling merasakan dampaknya. Kadang perih mata jadi hilang kendali,” ujar wanita berkerudung itu.

Ismiati sendiri mengaku, pernah jadi korban. Dia terjatuh dari sepeda motornya di lokasi jalan rusak sebelum kantor Camat Seibeduk. Saat itu dia berusaha menutupi mulut dan hidungnya dengan kain kerudung dari debu jalan, namun disaat bersamaan dia malah hilang kendali dan jatuh ke pinggir jalan.

“Memang benar-benar meresahkan. Tapi tak tahu mau komplain kemana,” katanya.

Selain warga kampung Bagan, keluhan serupa juga datang dari warga yang berkepentingan baik di kantor Camat ataupun Polsek Seibeduk. Untuk sampai ke sana, warga harus melaluai jalan yang kotor tersebut. Imbasnya sama, warga harus bergelut dengan debu atau lumpur saat melintasi jalan utama itu.

Pihak Kecamatan ataupun kepolisian setempat saat dicoba konfirmasi enggan memberikan tanggapan. Bahkan Camat Seibeduk Taufik juga enggan memberikan komentar terkait persoalan itu.

Padahal besar harapan warga bahwa keluhan mereka itu direspon oleh pihak kecamatan ataupun kepolisian setempat agar aktifitas kendaraan proyek itu bisa ditertibkan. “Kami tak mencegah ataupun melarang mereka (pihak proyek) bekerja tapi setidaknya perhatikan juga kenyamanan orang lain,” tutur Harun. (eja)

Update