Sabtu, 20 April 2024

Pesta Dimulai

Berita Terkait

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mulai bekerja. Saat ini, penyelenggara pemilihan umum (pemilu) di Indonesia itu tengah melakukan verifikasi faktual partai politik (parpol) peserta pesta demokrasi lima tahunan. Kali ini, parpol lama yang diverifikasi.

Menarik ditunggu. Siapa kira-kira yang lolos verifikasi dan mendapatkan “golden ticket” ke Pemilu 2019 mendatang. Apakah parpol lama mampu melewati “ujian” bernama verifikasi itu. Atau justru parpol baru yang siap 100 persen. Kita tunggu saja keputusan KPU.

Pemilu kali ini memang spesial. Kenapa demikian? Karena pola penanganannya berbeda daripada event serupa sebelumnya. Semua parpol diperlakukan sama. Harus ikut verifikasi dari tingkat pusat hingga daerah. Kalaupun ada parpol yang lolos verifikasi faktual di pusat, belum tentu lolos di daerah.
Tak hanya itu, munculnya pendatang baru juga bikin ramai. Sehingga gaungnya begitu terasa. Banyak orang–termasuk saya–yang penasaran dengan kiprah parpol-parpol baru itu. Ada empat pendatang baru di kancah perpolitikan negeri ini. Mereka adalah Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), dan Partai Beringin Karya (Berkarya).

Bukan bermaksud mengecilkan. Berbeda dari parpol-parpol baru yang babak belur pada pemilu beberapa dekade silam, parpol baru kali ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka didirikan oleh orang-orang besar negeri ini. Dari politisi hingga pengusaha sukses. Bekingnya juga tidak sembarangan.
Perindo dibentuk dan diketuai langsung taipan media, Harry Tanoesoedibjo. Dia adalah bos MNC Group, salah satu grup media terbesar di Indonesia dengan banyak televisi, media online, koran, hingga unit usaha lainnya. Di televisinya sendiri, iklan Perindo begitu masif dipublikasikan.

Sedangkan PSI yang mengklaim sebagai partainya anak muda diketuai mantan presenter cantik, Grace Natalie. Beberapa kalangan entertainer dikabarkan merapat. Tak hanya itu, mereka melakukan kampanye lewat jaringan sekolah hingga kampus. Pemilih pemula diprediksi jadi sasaran parpol tersebut.

Yang menarik adalah Partai Garuda dan Berkarya. Informasinya, keluarga mantan Presiden RI Soeharto berada di belakang pembentukannya. Partai Garuda diketuai Ahmad Ridha Sabana, Presiden Direktur PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), televisi milik putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut. Diduga, Mbak Tutut berada di balik layar pembentukan partai berlambang burung Garuda itu.

Sedangkan Partai Berkarya didirikan oleh Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Pria tersebut merupakan pemimpin grup usaha Humpuss. Konon, lahirnya Partai Berkarya ada kaitannya atas kegagalan Tommy merebut kursi Golkar. Di partai bergambar pohon beringin itu, Tommy menjabat sebagai ketua dewan pembina.
Bagaimana dengan parpol lama? Boleh dibilang, pemilu tahun depan masih didominasi oleh “pemain” lama.

Bahkan, LSI versi Denny JA sudah memetakan kekuatan politik di negeri ini. Beberapa waktu lalu, Denny merilis hasil riset Januari 2018 mengenai perkembangan politik di negeri ini.

LSI Denny JA memprediksi, PDIP dan Golkar akan bersaing memperebutkan posisi partai nomor satu di tahun 2019 nanti. Sedangkan Gerindra membayangi dan menjadi kuda hitam untuk merebut posisi puncak.

Saat ini, dua parpol meraih elektabilitas di atas perolehan suaranya di pemilu 2014. Keduanya adalah PDIP dan Golkar. Elektabilitas PDIP sebesar 22,2 persen, lebih besar dari perolehan suaranya di Pemilu 2014 yaitu 18,95 persen. Sedangkan Golkar sebesar 15,5 persen atau lebih besar dari perolehan suaranya di Pemilu 2014 yaitu sebesar 14,75 persen. Sedangkan elektabilitas partai lainnya rata-rata di bawah perolehan suaranya di pemilu 2014.

Gerindra yang perolehannya di atas 10 persen juga berpeluang menyodok menggusur Golkar. Bahkan bukannya tidak mungkin jika partai besutan Prabowo Subianto itu akan menjadi pemenang.

Sementara itu, PKB dan Demokrat bersaing di posisi nomor empat Survei menunjukkan elektabilitas Demokrat saat ini sebesar 6,2 persen, sementara PKB 6 persen.
Namun, parpol lama lainnya belum aman lolos parliamentary threshold (PT). PT pada Pemilu 2019 telah ditetapkan sebesar 4 persen. Jika mengacu pada survei LSI Denny JA,
Januari 2018, maka PPP, Nasdem, PAN, PKS, dan Hanura masih dalam posisi belum aman untuk lolos PT. Perolehan dukungannya rata-rata masih di bawah 4 persen. Kecuali Nasdem yang meraih dukungan sebesar 4,2 persen.
Memang, ini masih sekadar prediksi. Tidak bisa sepenuhnya menjadi acuan.

Karena politik itu dinamis. Bisa saja prediksi itu menjadi kenyataan, atau justru bisa berubah.

Namun yang pasti, kita semua sangat berharap agar pemilu berjalan aman dan lancar. Sehingga kondusivitas terjaga. Kalau sudah begitu, investasi akan masuk, ekonomi pun makin tumbuh. ***

 

Guntur Marchista Sunan
General Manager Batam Pos

Update