Selasa, 23 April 2024

Salah Asup Susu Penyebab Gizi Buruk Bayi 9 Bulan

Berita Terkait

Vania Atabina Karafi, 9 bulan, bayi yang mengalami gizi buruk saat dirawat di RSUD Embung Fatimah, Batuaji, Rabu (31/1). Saat masuk RSUD Embug Fatimah berat bayi ini 4,1 Kilogram dan sekarang sudah satu Minggu perawtan di RSUD beratnya 4,9 Kilogram. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Vania Atabina Karafi, bayi sembilan bulan yang mengalami gizi buruk masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji. Kondisi kesehatan puteri kelima dari pasangan Doni dan Lifa, warga Tanjungriau, Sekupang ini sudah mulai membaik. Berat badan yang semula hanya 4,1 Kilogram kini naik jadi 4,9 kilogram.

Saat dijumpai Batam Pos di ruangan Anyelir RSUD, Rabu (31/1), Vania sedang bermain bersama Lifa ibunya. Meskipun kondisinya belum stabil namun Vania tampak semangat merespon panggilan ibunya ataupun petugas medis dengan tawa khas sebagai orang bayi . Dia bahkan sudah bisa duduk sendiri diatas tempt tidur ruangan rawat inap rumah sakit tersebut.

“Dari pagi ngajak main terus dia. Nggak mau tidur,” ujar Lifa, kepada wartawan.

Kepada wartawan Lifa menuturkan, kondisi kesehatan Vania memang sudah berangsur membaik. Vania yang semula tak bisa bangun dan bermain karena kondisi badanya lemas kini sudah bisa kembali bermain dan mengumbar senyum ceria seperti bayi normal lainnya.

“Sudah seminggu kami disini. Memang ada perubahan. Badanya mulai berisi,” tutur Lifa.

Saat awal dibawa ke RSUD kata Lifa, kondisi kesehatan puterinya itu memprihatinkan. Badan Vania memang kurus sehingga tampak berbeda dengan bayi normal pada umumnya. Berat badan Vania saat itu hanya 4,1 kilogram. Padahal usia Vania sudah memasuki sembilan bulan yang mana berat badan ideal harusnya tujuh sampai delapan kilogram.

“Semakin hari makin kurus dia makanya kami bawa ke sini (RSUD),” tuturnya.
Diceritakan Lifa, mulai dari mengandung hingga lahir pada tanggal 10 April 2017 lalu, tidak ada gejalah atau tanda-tanda aneh pada dirinya ataupun sang bayi.

“Lahirnya juga normal,” tutur Lifa.

Usai melahirkan, layaknya bayi pada umumnya, Vania mengasuh air susu ibu (Asi) selama dua bulan. Namun memasuki bulan ketiga, Vania mulai diberi asupan susu kental manis kaleng yang biasa dikonsumsi oleh orang dewasa. Itu lakukan Lifa karena alasan ekonomi. Doni, sang suami yang keseharianya menjual es tak sanggup membeli susu bubuk khusus untuk bayi dibawa satu tahun.

“Ini anak kelima makanya agak susah kami. Abang dan kakak-kakanya sehat, cuman dia ini yang jadi begini,” tutur Lifa.

Pemberian susu kental manis itu diakui Lifa, berlangsung hingga berbulan-bulan, sehingga mengganggu pertumbuhan Vania.

“Usia lima masih normal, tapi enam bulan keatas mulai terganggu. Badanya tak naik-naik lagi,” katanya.

Gangguan perkembangan yang dialami Vania itu diakui pihak medis RSUD karena persoalan itu. Akibat tidak mendapatkan asupan gizi yang sesuai, perkembangan Vania terganggu khususnya untuk berat badannya.

“Iya memang itu persoalannya. Makanya seminggu di rawat di sini kami upayakan untuk memperbaiki gizinya,” ujar seorang petugas medis di ruangan Anyelir.

Direktur RSUD Ani Dewiyana juga menuturkan hal yang sama. Vania memang kekurangan asupan gizi sehingga badanya tak bisa berkembang seperti bayi normal.

“Tapi sudah ditangani dengan baik. Beratnya sudah 4,9 kilogram sekarang. Awal masuk hanya 4,1 loh,” ujar Ani.

Meskipun sudah berangsur membaik, namun demikian Vania belum diizinkan pulang. Itu karena berat badan ideal untuk seorang bayi yang berusia sembilan bulan belum tercapai.

“Harus sampai tujuh kilogram dulu. Sementara disini dulu biar disesuaikan gizinya,” ujar Ani. (eja)

Update