Kamis, 18 April 2024

DPRD Batam Minta Pemko Tagih Dana Bergulir

Berita Terkait

ilustrasi
foto: iman wachyudi / batampos

batampos.co.id – DPRD Kota Batam mengatakan dana bergulir yang belum kembali ke kas daerah sebagian dipinjam perorangan. Di mana satu orang peminjam rata-rata mendapat Rp 20 juta. DPRD Meminta agar Pemko tetap melakukan penagihan.

“Itu harus tetap ditagih, jangan dibiarkan begitu saja. Ingat program ini sangat bagus, tetapi karena tidak ada manajemen yang bagus, uang yang tidak kembali pun sangat besar,” kata anggota komisi II, Mulia Rindo Purba.

Menurutnya, program ini sangat bagus dan sangat membantu. Tetapi karena pengawasan yang kurang, banyak penerima pinjaman yang tidak jelas rimbanya. “Katanya banyak yang pindah dan tidak tau alamatnya. Lah lalu ketika memberikan pinjaman dulu, apakah asal diberikan begitu saja atau seperti apa,” katanya.

Dalam waktu dekat akan ada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pemko Batam untuk membuka penerima dana bergulir yang macet tersebut. Harapannya, dengan RPD itu nantinya akan kelihatan aliran uang tersebut.

“Kalau sudah ketahuan kemana dana itu, kan bisa ditagih lagi. Paling tidak sebagian bisa kembai ke kas daerah,” katanya.

Wakil ketua komisi II DPRD Kota Batam mengatakan dana bergulir yang tidak tertagih itu sebagian besar dari perorangan. Kebanyakan sudah pindah alamat.”Jadi tidak bisa ditemukan alamatnya. Jumlahnya itu ratusan orang. Ada yang pinjam 10 juta tetapi rata-rata pinjam Rp 20 juta,” katanya.

Sementara itu, mantan kepala dinas PMPK-UKM Febrialin tidak mau terbuka terkait penerima dana bergulir tersebut. Tetapi ia mengatakan banyak penerima dana bergulir itu adalah perorangan dan koperasi.

“Ada perorangan dan ada juga koperasi. Kalau datanya, waduh saya tidak tahu. Tapi ada beberapa sebab kenapa menungak , ada yang alamatnya sudah tidak ada. Biasa juga karena sudah ada yang meninggal,” katanya.

Program dana bergulir ini pertama kali digulirkan 2001 lalu. Nilai yang sudah digelontorkan mencapai Rp 64,7 miliar. Penerimanya 1.906 pelaku usaha, 137 koperasi, dan 80 usaha ekonomi desa-simpan pinjam (UED-SP). (ian)

Update