Selasa, 19 Maret 2024

Stok Daging Ayam Menipis

Berita Terkait

Yadi (kanan) melayani pembeli daging ayam di kedai miliknya, Senin (12/2). F. Syahid/Batam Pos.

batampos.co.id – Stok daging ayam di Kabupaten Kepulauan Anambas semakin hari semakin menipis bahkan diperkirakan akan habis pada hari ini Selasa (12/2). Salah satu pedagang di pasar Inpres Tarempa yang biasa membeli ayam dari Jakarta, Yadi, menjelaskan saat ini stok daging ayam di tokonya tinggal sekitar 200 kg.

“Kalau cuma 200 kg itu cuma bertahan hingga besok setengah hari saja, karena sudah banyak langganan,” ungkapnya kepada wartawan Senin (12/2).

Oleh karena itu dirinya akan menjual daging ayam tersebut kepada warung makan supaya lebih merata. “Kalau di jual kepada perorangan, cuma satu keluarga saja yang makan ayam, tapi kalau dijual kepada warung makan, maka semua warga bisa makan disana,” ungkapnya.

Salah satu sebab menipisnya stok daging ayam di Anambas yakni karena pada trip tol laut kali ini dirinya tidak bisa muat daging ayam dari Jakarta melalui tol laut. Pasalnya cool storage di tol laut sudah terisi penuh sehingga dirinya tidak bisa lagi muat daging ayam dari Jakarta. Padahal dirinya merupakan satu-satunya pedagang yang membeli daging ayam melalui tol laut.

Untuk mengatasi kelangkaan daging ayam, dirinya akan datangkan ayam dari Tanjupinang melalui kapal Pelni Bukit Raya. Namun baru akan tiba sekitar hari Rabu 14/2) selain itu harganya juga lebih mahal karena harga beli dari Tanjupinang lebih mahal.

“Harga modal sampai Rp 33 ribu per kilogram. Dijual ke pengecer Rp 35 ribu per kilogram. Pengecer mungkin bisa jual ke masyarakat lebih mahal lagi, mungkin bisa sampai Rp 37 ribu sampai Rp 38 ribu per kilogram,” ungkapnya lagi.

Namun kalau dirinya beli dari Jakarta melalui tol laut lebih murah karena harga beli lebih murah yakni sekitar Rp 28. 500 per kilogram dari agen disana. Dijual kepada pengecer seharga Rp 32 ribu per kilogram. “Pengecer bisa jual ke masyarakat sekitar Rp 35 ribu per kilogram tidak sampai Rp 40 ribu per kilogram,” jelasnya.

Yadi ingin pemerintah daerah melalui Disperindagkop Anambas agar menghubungi pihak tol laut supaya pedagang perorangan dari Anambas tetap bisa memuat ayam dari Jakarta melalui tol laut. Jangan sampai tol laut hanya dimanfaatkan oleh segelintir orang karena hal tersebut akan menjadikan harga barang menjadi tinggi karena ada sistem monopoli. “Ke depan kita minta pemerintah daerah ikut menangani masalah ini kalau tidak mau harga barang naik,” jelasnya.

Sementara itu salah satu pemilik restoran di Tarempa Yana, mengatakan, dirinya sudah seringkali mengalami hal semacam ini sehingga sudah bisa mengantisipasi masalah ini. Dikatakannya jika daging ayam tak ada di pasaran, maka pihaknya sudah siap untuk menjual makanan lain seperti lele goreng atau pecel lele, tahu atau tempe penyet, sup iga sapi dan sebagainya. “Ayam tak ada, yang lain masih banyak, ada lele, ikan, kerang, kangkung dan tempe,” ungkap Yana. (sya)

Update