Kamis, 25 April 2024

Pelaku Usaha Yakin Ekonomi Batam Bangkit

Berita Terkait

batampos.co.id – Para pelaku usaha di Batam optimistis tahun baru Imlek 2569/2018 akan membawa banyak perubahan bagi sejumlah sektor di Batam. Terutama sektor ekonomi yang sempat terpuruk dalam beberapa tahun terakhir.

Tokoh pengusaha Batam Amat Tantosa yakin, di tahun baru Imlek dengan shio Anjing Tanah ini perekonomian Batam akan terdongkrak. Selain itu, sejumlah aspek usaha juga akan mengalami kemajuan.

“Kuncinya satu, kekompakan dan bisa koordinasi lintas pemerintahan di Batam,” kata Amat, Kamis (15/2).

Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) ini mengatakan, optimisme tersebut muncul karena ia menilai saat ini Pemko Batam fokus membenahi infrastruktur. Sementara Badan Pengusahaan (BP) Batam terus membenahi sistem layanan perizinan. Sinergi kedua instansi itu juga semakin baik.

“Pimpinan BP Batam juga mudah untuk diajak berdiskusi dan berkoordinasi membahas tentang sektor usaha di Batam,” ujar Amat.

Optimisme juga disampaikan Komisaris Utama Formosa Residence Tjoa Kian Hwa. Pria yang akrab disapa Arianto Chua mengaku yakin sektor usaha akan bangkit di tahun Anjing Tanah. Khususnya usaha sektor properti.

Senada dengan Amat, Arianto juga menilai Pemko Batam dan BP Batam memiliki komitmen yang sama dalam membangun Batam. Baik dari sektor perekonomian, infrastruktur, dan perbaikan di sisi pelayanan.

“Baik wali kota Batam maupun kepala BP Batam saat ini sudah sangat terbuka dan mau mendengarkan apa keluhan dan masukan dari para pelaku usaha di Batam,” ujar Arianto, kemarin.

Menurut Arianto, tahun Anjing Tanah identik dengan hewan penjaga. Artinya, pelaku usaha di Batam arus mampu menjaga eksistensinya dalam mengelola dan mempertahankan usahanya. Sekaligus mulai bangkit dan bersatu bersama pengusaha lokal lainnya di Batam.

“Sudah saatnya pengusaha di Batam ini harus kompak. Tak ada lagi saling sikut-sikutan,” katanya.

Sejumlah pekerja sedang melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar.
Foto Cecep Mulyana/Batam Pos

Ekspor-Impor Kepri Turun

Sementrara Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri merilis, realisasi ekspor Kepri sepanjang Januari 2018 turun 15,7 persen jika dibandingkan Desember 2017. Penurunan terjadi hampir di setiap sektor. Baik minyak dan gas (migas) maupun non-migas semisal hasil industri, hasil pertanian, dan tambang.

Kepala BPS Kepri Panusunan Siregar mengaku, nilai ekspor migas Kepri pada Januari 2018 tercatat sebesar 297,55 juta dolar Amerika. Angka tersebut turun 7,29 persen dibanding Desember 2017.

Sementara ekspor non-migas sebesar 626,30 juta dolar Amerika sepanjang Januari 2018. Angka ini juga mengalami penurunan sebesar 19,19 persen dibanding Desember 2017.

Sektor non-migas memiliki andil terbesar dalam ekspor di Kepri. Yakni sekitar 67,79 persen dari total nilai ekspor. “Ekspor ke Singapura pada bulan Januari 2018 mencapai nilai terbesar yaitu 486,92 juta dolar Amerika dengan kontribusi mencapai 52,71 persen,” ujar Panusunan, Kamis (15/2).

Sementara itu nilai ekspor Januari 2018 terbesar melalui Pelabuhan Batu Ampar sebesar 296,38 juta dolar Amerika. Disusul Pelabuhan Sekupang 192,73 juta dolar Amerika, Pelabuhan Tarempa (Anambas) 181,27 juta dolar Amerika, Pelabuhan Kabil 126,74 juta dolar Amerika dan Pelabuhan Belakangpadang 112,5 juta dolar Amerika.

Serupa dengan ekspor, nilai impor Kepri pada Januari 2018 juga mengalami penurunan sebesar 15,41 persen, atau berada di angka 842,3 juta dolar Amerika. Selama Januari 2018 impor non-migas terbesar adalah golongan peralatan listrik dengan nilai 277,5 juta dolar Amerika atau 38,7 persen dari total impor non-migas.

“Negara pemasok barang impor terbesar pada Januari ditempati oleh Singapura dengan nilai 303,33 juta dolar Amerika, dengan konstribusi 36,01 persen,” sebutnya.

Sedangkan pelabuhan bongkar barang impor terbesar selama Januari adalah Pelabuhan Batu Ampar dengan nilai impor sebesar 408,26 juta dolar Amerika. Kemudian disusul Pelabuhan Sekupang dengan nilai 235,04 juta dolar Amerika.

“Konstribusi kedua pelabuhan ini mencapai 76,37 persen dari total impor,” terang Panusunan. (gas/rng)

Update