Jumat, 29 Maret 2024

Inflasi Tanjungpinang di Bawah Nasional

Berita Terkait

batampos.co.id – Inflasi di awal tahun 2018 yang dialami Tanjungpinang berada di angka 0,18 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi Batam sebesar 0,99 persen, Provinsi Kepri atau di skala nasional sebesar 0,62 persen.

Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Tanjungpinang, Riono meminta TPID untuk terus melakukan pengawasan dan mempertahankan inflasi dengan melakukan berbagai inovasi serta upaya untuk menekan inflasi di Kota Tanjungpinang.

Ia pun menyarankan agar ASN dan masyarakat di Kota Tanjungpinang dapat memanfaatkan lahan yang ada di rumah, untuk menanam cabai atau komoditas bahan makanan yang mempengaruhi angka Inflasi. “Ini agar kebutuhan kita dapat terpenuhi secara mandiri,” ujarnya.

Sementara itu Penjabat Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan sedikitnya ketersediaan stok kebutuhan barang, seperti bongkar muat barang yang terlambat, dan faktor cuaca yang buruk.

“Tujuan kita menekan angka Inflasi di Kota Tanjungpinang untuk menghidupkan perekonomian dan menjaga jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau turis yang masuk ke Tanjungpinang” ucapnya.

Ke depan, sambung Ariza, pemerintah akan mendorong percepatan pembangunan di tingkat Kelurahan dan Kecamatan, melalui program pemberdayaan masyarakat. Nanti, anggaran yang ada di masing-masing Kelurahan dan Kecamatan bisa di kelola sendiri guna meningkatkan Infrastruktur di wilayah Kelurahan di Kota Tanjungpinang.

Dari data resmi yang dilansir Badan Pusat Statistik, diketahui penyumbang terbesar atas inflasi yang mencapai 0,18 persen di Kota Tanjungpinang adalah kelompok bahan makanan dan makanan jadi.

Ada 53 Komoditas mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi di Kota Tanjungpinang, diantaranya cabai rawit, kol putih/kubis, cabe hijau, buncis, tomat buah, tomat sayur, daun bawang, dan ikan.

Untuk komuditas ikan diperkirakan akan terus memberikan inflasi bagi Kota Tanjungpinang hingga pertengahan bulan Februari. Hal tersebut terjadi dikarenakan masih musim angin yang menyebabkan pasokan ikan itu sendiri juga sulit masuk terutama dari Anambas, ombak yang tinggi menjadi kendala dalam pasokan ikan ke Tanjungpinang. (aya)

Update