Selasa, 19 Maret 2024

Malaysia Coba Adopsi Festival Jong

Berita Terkait

Sejumlah peserta saat melepas sampan jong miliknya saat mengikuti lombang jong di Pantai Mak Dare Nongsa, Sabtu (24/2). Lomba jong tersebut diikuti oleh peserta selain dari Batam juga dikuti oleh daerah lainnnya. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Malaysia mencoba mengadopsi festival Jong yang diadakan sekali dalam setahun di Kampung Melayu, Batubesar. Bukti kesungguhan pihak Malaysia untuk mengadobsi olahraga tradisional ini, dengan mengirim utusan setara jabatan Camat, untuk melihat langsung kemeriahan Festival Jong di Nongsa.

Selain itu, pihak Malaysia juga meminta panitia Festival Jong mengajari mereka cara bermain sampan Jong.

“Ada satu, sekelas camat dari Desaru Pangerang, Johor, Malaysia ikut lomba Jong ini. Mereka turunkan dua Jong kecil saja, selain itu mereka juga mau belajar (permainan jong,red),” kata Ketua Panitia Festival Jong, Alwi, Sabtu (24/2).

Alwi mengatakan perwakilan Malaysia itu menuturkan ke dirinya, akan membuat even tradisional Jong ini di April tahun ini di Johor. Oleh sebab itu, pihak Malaysia meminta segala informasi tentang Jong ke Panitia Festival Jong. Tak sampai disitu saja, panitia Festival Jong juga akan diundang ke Malaysia.
“Mereka mau tau seluk beluk penilaian, caranya, nanti kami akan diundang,” ungkap Alwi.

Terkait dengan even Jong yang digelar April ini, Alwi menuturkan pihak Malaysia tak membebankan satu rupiahpun biaya, untuk panitia Festival Jong yang akan berangkat ke sana. “Masalah biaya mereka yang tanggung. Mereka (pihak Malaysia,red) tidak memiliki pengetahuan teknis sistim nilai. Makanya pakai kita (panitia Festival Jong Kampung Melayu,red). Lalu juga meminta peserta yang hadir di sini, ke ikut even Jong di Malaysia,” tutur Alwi.

Tak hanya sampai disitu saja, Alwi menuturkan pihak Malaysia berusaha mematenkan kebudayaan jong ini. Alwi mengatakan bila pihak Malaysia mematenkan atas nama bangsa Melayu, ia tidak terlalu mempermasalahkan. “Tapi kalau negeranya (Malaysia,red) mau patenkan, saya akan marah,” ujarnya.

Terkait mematenkan budaya Jong ini, Alwi menuturkan sudah mendorong pemerintah sejak zaman Walikota Ahmad Dahlan. Tapi hingga kini, kebudayaan sampan Jong masih belum dipatenkan.

Sejak 16 tahun lalu, masyarakat Kampung Melayu dan sekitarnya tetap memelihara budaya Jong ini. Tak pernah satu tahunpun absen, Fetival Jong ini mereka gelar. “Walau dulunya kami adakan dengan dana seadanya, dari pengajuan proposal ke perusahaan-perusahaan dan dana pribadi. Dan baru tiga tahun ini, pemerintah daerah menganggarkan festival jong ini,” tuturnya.

Ia berharap perhatian pemerintah terhadap Festival Jong ini semakin besar. Sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan asing saat berada di Batam. “Kami tidak pernah lelah melestarikan budaya jong ini,” ucapnya.

Terkait hak paten Jong, anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho mengatakan harusnya pemerintah secepatnya mematenkan hal ini. “Jangan tunggu lama, atau tunggu negara lain patenkan kebudayaan kita,” ujarnya.

Ia menuturkan festival Jong ini, adalah permainan rakyat yang dapat menarik wisatawan asing. Dan ia yakin, festival jong ini dapat dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan asing.

Kabid Olahraga Diaspora Batam Asrin mengatakan pemerintah daerah sangat menyokong kegiatan Festival Jong. Kegiatan ini, kata Asrin disokong agar mampu meningkatkan potensi pariwisata di Batam. “Peserta dari tahun ke tahun terus naik,” tuturnya.

Terkait Malaysia ingin mengadopsi even ini, Asrin mengatakan walikota Batam sudah memberikan sinyal akan mendukung penuh Festival ini. Sehingga festival sampan Jong ini bisa terus di gelar dari tahun ke tahun.

Festival Sampan Jong di Nongsa, Sabtu (24/2) sudah memasuki babak penyisihan untuk semifinal. Dan direncankan, Minggu (25/2) babak final untuk seluruh kategori akan dilaksanakan. (ska)

Update