Rabu, 24 April 2024

Kasatres Narkoba Polresta Barelang: Batam Bukan Gudang Narkoba

Berita Terkait

Kapolresta Barelang Kombes Hengki bersama Wakapolresta AKBP Mudji dan Kasat Narkoba Kompol Agung Gima menunjukan barang bukri narkoba jenis sabu dan ektasi saat ekspos di Mapolresta Barelang, Senin (12/2). F. Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Kasatres Narkoba Polresta Barelang Kompol Agung Gima Sunarya mengatakan dari sekian banyak kasus pengungkapan narkotika di wilayah Kepri, khususnya Batam, disimpulkan Batam hanya merupakan daerah favorit sebagai daerah transit peredaran narkotika di Indonesia.

Dari beberapa kasus pengungkapan yang dilakukan jajaran Satres Narkoba Polresta Barelang maupun instansi terkait lainnya, narkotika yang berasal dari negara tetangga Malaysia, masuk ke Indonesia melalui sejumlah pelabuhan tikus maupun pelabuhan resmi di Batam dan kemudian akan dibawa ke daerah lain di Indonesia.

“Hal ini tidak terlepas dari letak Batam yang berdekatan dan berbatasan langsung dengan negara tetangga. Sehingga dimanfaatkan jaringan narkoba interonal menjadikan Batam sebagai transit,” ujarnya disela pemusnahan sabu, Jumat (2/3) pagi.

Barang haram tersebut, lanjut Gima, sebagian besar akan disebarkan ke beberapa kota besar lain di Indonesia, di daerah Jawa dan daerah Sumatera, seperti Palembang, Jakarta dan Surabaya yang merupakan daerah tujuan utama dari sindikat narkotika jaringan internasional tersebut.

“Bahkan dalam penangkapan yang terakhir kita di Barelang kemarin, rencananya kurir yang kita tangkap akan membawa narkoba jenis sabu itu sebanyak enam kilo sama 27 ribu ekstasi ke Palembang,” tegasnya.

Disinggung mengenai apakah jalur udara telah dijadikan rute terbaik oleh sindikat narkoba untuk meloloskan narkoba ke sejumlah wilayah Indonesia, Gima membenarkan hal tersebut. Sebab dari sabu yang dimusnahkan pihaknya kemarin, rencananya sabu itu akan dibawa dengan melalui jalur udara dari Batam tujuan Bali.

“Ada lima kurir yang diamankan sama Bea Cukai. Kalau melalui jalur udara ini macam-macam modusnya. Narkoba itu dimasukkan dalam tubu dan ada juga disembunyikan di sepatu seperti lima kurir tujuan Bali ini,” katanya.

Gima menambahkan, meski sejauh ini pihaknya sudah berhasil mengungkap kasus dalam jumlah yang besar, dari hasil penyelidikan anggotanya belum ditemukan bahwa Kota Batam dijadikan sebagai gudang penyimpanan narkotika. Melainkan hanya sebagai kota transit untuk selanjutnya di pasarkan ke daerah lain.

“Bukan berarti Batam tidak ada (narkoba). Jika kita lihat dari wilayah Batam dan jumlah penduduknya, yang manjadi target utama peredaran narkoba bukan Batam. Jika satu ton yang kemarin ditangkap untuk di Batam, mau berapa lama untuk menghabiskannya dan memasarkannya,” imbuh Gima. (gie)

Update