Selasa, 23 April 2024

Ditpam BP Batam Tertibkan Kebun Liar di Area Bandara

Berita Terkait

batampos.co.id – Direktorat Pengamanan (Ditpam) Badan Pengusahaan (BP) Batam melakukan proses penertiban di area Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Hang Nadim, Selasa (13/3).

Dalam operasi kali ini, mereka menertibkan sejumlah rumah liar dan kebun-kebun yang berada di kawasan terlarang tersebut.

“Ini merupakan tanah negara, makanya jika ada kegiatan ilegal akan ditertibkan,” kata Kepala Seksi Hutan dan Patroli Ditpam BP Batam di dalam kawasan KKOP Bandara.

Kawasan KKOP Bandara Hang Nadim merupakan area terlarang yang harus disterilkan karena sewaktu-waktu pihak BP Batam melakukan perluasan areal runaway bandara.

Pantauan Batam Pos, sejak awal memasuki kawasan KKOP sudah melihat bekas-bekas kandang babi yang dulu pernah ditertibkan tim terpadu. Jumlahnya mencapai puluhan yang mengindikasikan bahwa daerah ini pernah menjadi perkampungan peternak babi.

Semakin kedalam, medan semakin terjal. Namun semakin sulit medannya, malah semakin banyak ditemukan kebun-kebun sayur yang ditanami pembalak liar.

Bahkan sampai ada yang membuat jembatan khusus dimana ada semacam saluran irigasi dibawahnya yang berfungsi untuk mengairi kebunnya yang ditanami timun. Lokasinya cukup tersembunyi sehingga sulit ditemukan, namun karena naluri anggota Ditpam yang biasa berpatroli di dalam hutan maka mudah untuk menemukannya.

Si pemilik kebun, Hasibuan menuturkan bahwa ia mulai merambah KKOP Bandara karena tidak kunjung mendapat kerja setelah diputus kontraknya.

“Saya ikut-ikutan teman, daripada saya tak makan karena tak ada kerja,” kilahnya.

Hasibuan mengaku tinggal di ruli Modena Batamcentre dan sehari-hari berkebun. Timun hasil dari kebunnya dijual ke Pasar Botania dengan harga Rp 1000 perkilogram.

Ia hanya tampak pasrah saat kebun-kebunnya dibongkar oleh Ditpam. Ia juga mengakui sudah mendapat surat peringatan dari Ditpam untuk segera membongkar kebunnya.

“Tapi saya menunggu panen,” kilahnya lagi.

Di tempat yang sama Willem mengatakan bahwa setelah ditertibkan, ia mengimbau kepada para pembalak liar agar segera komunikasi dengan pihak BP Batam yang menyediakan kawasan Agrobisnis di Sei Temiang.

“Di sana nanti tidak diganggu lagi. Bisa berkebun lebih tenang daripada menyusahkan kami karena berkebun di tanah negara,” jelasnya.

Sedangkan untuk penertiban tambang pasir di sekitar Dam Tembesi akan dilakukan secara bertahap. Willem mengakui kondisinya sangat parah sekali sehingga harus cepat ditangani. Apalagi mengingat Dam Tembesi nanti akan menjadi tumpuan masyarakat Batam dalam memperoleh air bersih.

“Kondisi disana sudah sangat parah sekali sehingga memerlukan tindakan secepat mungkin,” pungkasnya. (leo)

Update