Jumat, 29 Maret 2024

Investor Lokal Bangun Depot Minyak Senilai 128 Miliar

Berita Terkait

Kepala BP Batam Lukita Dinasyah Tuwo bersama Koesmoeryantati dari PT Agra TelagaKajayana melakukan penandatangan nota kesepahaman tentang pengelolaan dan pengoperasiaan Floating Storage Unit di Gedung BP Batam, Jumat (16/3/2018). | Cecep Mulyana/batam Pos

batampos.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam kedatangan investor lokal yang berniat membangun depot bahan bakar minyak (BBM) di lepas laut Batam, PT Agra Telaga Kajayan. Nilai investasinya sebesar 27 juta Dolar Amerika atau Rp 128 miliar.

“Potensi perairan di Batam ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal ada tujuh titik perairan di Batam yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan alih kapal dan Floating Storage Unit (FSU),” kata Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Lukita Dinarsyah Tuwo di Gedung BP Batam, Jumat (16/3).

Melihat potensi tersebut, maka BP Batam akan segera menata perairan di sekitar Batam.”Perairan Batam menjadi lalu lintas kapal-kapal besar karena berdekatan dengan Selat Malaka dan selama ini kurang memberikan manfaat untuk negara. Banyak yang diambil tetangga-tetangga kita,” ujarnya.

Untuk saat ini, investasi besar tersebut baru sebatas penandatanganan nota kesepahaman. Kemudian setelah ini, maka BP Batam dapat segera mengurus izin dari Kementerian Perhubungan khususnya di Direktorat Jenderal Hubungan Laut terkait kegiatan investasinya.

“Baru nota kesepahaman, BP kemudian akan melakukan upaya pendekatan agar izin ini bisa segera dikeluarkan oleh Dirjen Hubungan Laut dan selanjutnya bisa dimanfaatkan,” tuturnya.

Ke depan kata Lukita BP Batam akan berkomunikasi dengan pihak-pihak lainnya untuk menjalin kerjasama serupa.

Sementara itu perwakilan direksi PT Agra Telaga Kajayan, Koesmoeryantati mengatakan pada tahap awal nilai investasi yang akan dikucurkan perusahaanya sebesar 27 juta US dolar.

“Saat ini kami sedang melakukan persiapan administrasi dan teknis di lapangan,” katanya. Mengenai keamanan dan keselamatan kapal di laut kata Koesmoeryantati sudah diperhitungkan dan masih dalam fase aman.

Batam kata dia merupakan pilot project untuk pengelolaan dan pengoperasian FSU. Koesmoeryantati berharap melalui MoU bisa memberikan multiplier effect bagi masyarakat dan pelaku usaha di Batam. “Serta untuk meningkatkan ekonomi di Kepri, khususnya Batam,” ujarnya. (leo)

Update