Jumat, 29 Maret 2024

Tambang Pasir Darat Kembali Marak di Dam Tembesi

Berita Terkait

Penambang pasir ilegal memuat pasir kedalam lori di dekat Dam Tembesi, Sagulung, Selasa (20/3). Biarpun sudah dirazia oleh Ditpam masih saja penambang liar ini beroperasi mengambil pasir. | Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Aktifitas tambang pasir darat di pinggir Dam Tembesi, Sagulung kembali marak. Penertiban dari petugas Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (Ditpam BP) Batam beberapa waktu lalu tidak berdampak apapun. Bahkan lokasi tambang pasir yang sudah ditertibkan sebelumnya juga kembali beraktifitas normal. Lokasinya dekat Wihara dan akses jalan masuknya masih berupa pengerasa tanah.

Saat Batam Pos mendatangi lokasi tambang pasir tersebut, Selasa (20/3) siang, sejumlah pekerja terlihat sibuk mengangkat pasir dari lokasi tambang ke dalam truk yang parkir berjejer di pinggir lokasi tambang. Proses pengerukan pasir menggunakan mesin penyedot, namun aktifitas menaikan pasir ke dalam truk di lakukan secara manual. Di sekitar lokasi tambang juga bising dengan suara mesin penyedot pasir.

Lokasi tambang pasir tersebut telah menyerupai sebuah lembah sebab aktifitas penyedotan pasir menyebabkan lahan yang semula merupakan lokasi perbukitan berubah jadi lembah. Lingkungan sekitar lokasi tambang jadi tandus dan gersang.

Akfititas tambang pasir itu juga menyebabkan dataran rendah bagian bawah lokasi tambang pasir yang merupakan lokasi rawa-rawa bibir dam Tembesi juga tertimbun tanah. Tanah-tanah yang dibuang terancam mendangkal dan mempersempit pinggir dam. Kondisi pinggiran dam juga memprihatinkan sebab gerbang dan tandus.

Sejumlah pekerja di lokasi tambang pasir itu saat mengetahu kedatangan wartawan, tampak tak terima. Mereka memintah wartawan tidak mengambil gambar ataupun menulis aktifitas penambangan pasir tersebut. Mereka enggan berkomentar banyak dan memintah agar segera keluar dari lokasi tambang pasir itu.”Kami cuman cari makan. Tak usah tulislah,” ujar seorang pekerja.

Masih di lokasi yang sama, Batam Pos juga melihat lokasi tambang pasir lain yang berada di dekat perkebunan warga. Lokasi tambang pasir itu memang tak ada aktifitas siang kemarin, namun sejumlah truk pengangkut pasir dan satu unit alat berat parkir di dekat lokasi tambang itu. Beberapa pria yang diduga pekerja tampak menjaga ketat lokasi tambang pasir tersebut. Setiap warga yang datang ke lokasi tambang pasir akan dicegah termasuk Batam Pos. Mereka tak ingin aktifitas mereka diketahui banyak orang ataupun dilipur di oleh media.

Selain di lokasi tersebut, lokasi tambang pasir juga terlihat di bibir dam lainnya di belakang perumahan Medio Raya. Meskipun tak ada lagi aktifitas tambang lagi, namun di lokasi masih terlihat beberapa unit mesin penyedot pasir yang diletakan begitu saja dekat lembah yang dijadikan lokasi tambang pasir. Pipa-pipa penyedotan pasir hingga pembuangan air juga masih terpasang dengan baik. Tidak ada pekerja ataupun kendaraan proyek yang ditemui di lokasi tambang pasir tersebut.

Beberapa warga sekitar mengaku sudah hampir sepekan belakangan ini aktifitas tambang pasir itu berhenti operasi. “Sebelum ada razia dari Ditpam itu, (tambang pasir) masih berjalan. Pasir itu diangkut pakai lori. Tapi sudah sepekan ini tak ada lagi,” tutur Semmy, warga Medio Raya.

Sebelum berhenti aktifitas tambang pasir di dekat panti asuhan Permate itu diakui warga sudah lema beroperasi. Lokasi sekitar yang semula lahan perbukitan sudah berubah jadi lahan yang curam karena lokasi tambang pasir berubah jadi lembah yang dalam.

Jika aktifitas tambang pasir tersebut dibiarkan, warga kuatir akan berdampak bagi lingkungan sekitar termasuk dam Tembesi yang belum sempat dipergunakan itu. “Bisa-bisa tutup lagi dam itu. Tanah yang disedot bersama pasir ditimbun ke lokasi dam,” ujar Semmy lagi. (eja)

Update