Sabtu, 20 April 2024

Sarden Mengandung Cacing Beredar Luas

Berita Terkait

Petugas BPOM Kepri meneliti sampel produk sarden di salah satu distributor yang berada di komplek Refindo Batuampar, Rabu (21/3). Pengambilan sampel itu terkait dugaan caci nematoda yang berada di produk jenis ikan kemasan kaleng. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kepri meminta importir dan distributor dari sarden merek Hoki, IO, dan Farmer Jack untuk menarik ketiga produk tersebut dari pasar. BPOM memberikan batas waktu maksimal satu bulan.

“Kami memberikan deadline. Bila tidak, akan segera kami lakukan tindakan tegas,” katan Kepala BPOM Kepri, Yosef Dwi Irawan, Rabu (21/3), di Batam.

Yosef mengatakan, penarikan ini menyusul temuan adanya cacing parasit di dalam ketiga merek sarden tersebut. Kata Yosef, Balai POM Kepri telah berkoordinasi dengan instansi berwenang di Kepri terkait dengan temuan cacing itu. Selain itu, ia telah memerintahkan jajarannya untuk mengambil sampel di gudang-gudang milik importir itu di kawasan Tunas dan Batuampar, Batam.

“Untuk penyitaan belum. Karena kami sudah memerintahkan importirnya untuk menarik segera barangnya dari peredaran di pasar,” ungkapnya.

Setelah dilakukan penarikan oleh importir, Balai POM Kepri akan melakukan pemusnahan. “Ikan itu diduga memang ditemukan nematoda (cacing, red),” ucapnya.

Anggota Komisi II DPRD Batam, Bommen Hutagalung, meminta pemerintah daerah segera membentuk tim untuk menyelidiki temuan tersebut. Menurut dia, pemerintah harus secepatnya menarik ketiga merek sarden tersebut dari peredaran.

“Kalau sudah dilarang berartikan sudah berbahaya,” kata Bommen.

Sementara Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Batam Sallon Simatupang mempertanyakan pihak yang sudah memberi izin produk tersebut beredar di Batam. Apakah mereka tidak memberikan sampel atau memeriksa terlebih dahulu, sebelum produk makanan tersebut diberikan izin serta dikatakan layak untuk dikonsumsi.

“Saya rasa yang memberikan izin ini harus bertanggungjawab. Pertanyaanya, apakah barang dari luar yang masuk tidak diperiksa dulu, atau langsung masuk begitu saja,” ujarnya.

Terpisah, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan pihaknya telah meminta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam untuk menarik produk sarden kemasan yang terdeteksi mengandung cacing pita.

“Ini termasuk salah satu yang harus ditanggapi dengan cepat ya,” kata Amsakar usai menghadiri pembukaan Musrembang Kota, Rabu (21/3).

Sementara Kepala Dinas BPM-PTSP Batam, Gustian Riau mengungkapkan akan mencabut izin operasi perusahaan tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mengevaluasi makanan yang tidak sesuai dengan aturan.

“Kami koordinasi dulu dengan BPOM,” sebutnya.

Selain di Batam, peredaran ketiga merek sarden tersebut juga menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Karimun. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karimun, Rahmadi, mengaku telah menerima surat dari BPOM Kepri terkait temuan adanya cacing dalam sarden merek IO, Farmer Ajck, dan Hoki.

“Dengan adanya surat tersbut, maka kami mulai turun ke lapangan,” ujar Rahmadi, Rabu (21/3).

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Rustam. Menurut dia, beberapa pengelola toko sudha mengetahui adanya penarikan produk sarden. Sehingga kaleng-kaleng sarden berparasit ini telah diturunkan dari rak dagangannya.

“Sementara yang belum tahu, langsung kami infokan untuk segera menarik dan kami imbau segera kembalikan ke distributor,” tutur Rustam, kemarin.

Rustam juga memastikan, pemantauan dan pengamanan akan terus dilangsungkan hingga ketiga merek sarden tersebut tak lagi beredar di masyarakat.

Masih Dijual Bebas

Pantauan Batam Pos di Batam, ketiga jenis sarden tersebut masih banyak dijual bebas di pasaran. Di Jodoh, misalnya. Sejumlah toko masih menjajakan sarden kalengan merek Farmer Jack dengan harga antara Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu per kaleng. Para pedagang mengaku tidak tahu jika sarden tersebut dilarang beredar.

“Jujur saya tidak tahu kalo sarden ini mengandung cacing,” ujar Andi, pemilik toko di Jodoh yang masih menjual Farmer Jack, Rabu (21/3).

Menurut Andi, sarden Farmer Jack cukup diminati masyarakat. Ini karena harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan sarden kalengan merek lain. Misalnya merek Mili yang harganya mencapai Rp 26 ribu per kaleng.

“Padahal ukurannya sama,” katanya.

Beruntung, stok sarden Farmer Jack di toko Andi tingga beberapa kaleng saja. “Paling nanti saya kembalikan ke distributor,” katanya.

Sementara di Bengkong, sejumlah supermarket juga masih menjajakan sarden kalengan merek IO dan Hoki. Ratusan kaleng sarden itu nampak disusun rapi. Harga per kalengnya Rp 10.500 untuk IO dan Rp 9,2 ribu untuk merek Hoki.

“Kalau masih dipajang berarti dijual, kami tidak tahu kalau itu tak boleh edar lagi,” ujar karyawan sebuah super market di Bengkong, Batam, kemarin.

Tak hanya di toko kelontong, sarden mengandung cacing itu juga masih dijual bebas di sejumlah gerai ritel modern di Batamcenter. Khususnya merek Farmer Jack dan IO. Sementara untuk merek Hoki sudah tidak dijual lagi.

“Kami tahu ada penarikan untuk merek Hoki. Makanya sejak semalam tidak dijual lagi,” kata seorang karyawan sebuah ritel moderen di Batamcenter, kemarin. (yui/rng/she/ska/aya/san)

Update