Rabu, 24 April 2024

Tambang Pasir Darat Marak karena Permintaan Tinggi

Berita Terkait

Tambang pasir tak jauh dari dam Tembesi.

batampos.co.id – Tinginya permintaan pasir tambang di Batam menjadi pemicu maraknya tambang pasir darat di sekitar dam Tembesi, Sagulung.

Penelusuran Batam Pos pada sejumlah panglong atau toko material bangunan di wilayah Batuaji dan Sagulung umumnya menampung pasir yang didatangkan dari lokasi tambang pasir darat di Batam. Itu karena pasir dari lokasi tambang illegal itu lebih dicari masyarakat karena harganya yang jauh lebih murah ketimbang pasir yang didatangkan dari luar Batam.

Informasi yang disampaikan oleh sejumlah pemilik toko material di Batuaji, selisi harga jual antara pasir tambang illegal di Batam dengan pasir legal yang didatangkan dari luar Batam mencapai angka Rp 1 juta pertruk roda enamnya.

Pasir dari luar Batam dibeli oleh pemilik panglong dengan harga Rp 1, 8 juta pertruk sementara pasir dari lokasi tambang illegal di Batam hanya Rp 8500 ribu. Harga jual eceran pun jauh berbeda. Pemilik toko material menjual pasir dari lokasi tambang illegal di Batam dengan harga Rp 1.050.000 sedangkan pasir dari luar Batam diatas Rp 2 juta pertruk.

“Karena beda kualitasnya. Pasir dari Batam tak bersih betul. Masih ada campur tanah dan lumpur. Kalau dari luar memang bagus benar-benar pasir untuk bangunan. Makanya jauh lebih mahal yang dari luar sama yang dari Batam sini,” ujar Andi, seorang pemilik toko bangunan di Batuaji, Rabu (21/3).

Karena harga jual lebih murah itulah, pasir hasil tambang illegal di Batam laku keras. Pemilik toko materialpun lebih cenderung menjual pasir hasil tambang illegal itu ketimbang pasir dari luar Batam.

“Mana yang laku itulah yang kami jual. Biasalah prinsip usaha dagang memang seperti itu,”ujar Andi.

Tingginya permintaan warga atas pasir dengan harga yang lebih bersabahat itulah yang menjadi pemicu maraknya aktifitas tambang pasir illegal di Batam. Sebagian pengusaha dan warga dalam hal ini pekerja tambang pasir berlomba-lomba memanfaatkan kesempatan itu untuk meraup keuntungan.

Wilayah Batuaji dan Sagulung aktifitas tambang pasir darat illegal itu terjadi di sekitaran dam Tembesi. Lahan perbukitan yang menjadi perbatasan lokasi dam kini sudah berubah jadi lembah dan ngarai. Aktifitas tambang pasir dengan alat bantu mesin penyedot pasir itu telah meratakan bukit-bukit yang ada di sana. Lokasi tambang jadi tak berbentuk dengan lubang dan curam yang dalam dimana-mana.

Aktifitas tambang pasir illegal itu masih berlangsung sampai, Rabu (21/3) kemarin. Penertiban dari Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (Ditpam BP) Batam beberapa waktu lalu tak berdampak apapun. Aktifitas tambang bahkan kian dan mendekati pemukiman warga. Jika itu tetap dibiarkan kerusakan tidak saja terjadi pada lingkungan dam yang menjadi cadangan sumber air warga Batam tapi juga lingkungan tempat tinggal masyarakat di Tembesi. (eja)

Update