Jumat, 29 Maret 2024

Hang Nadim Minim Rute Penerbangan Internasional

Berita Terkait

Petugas cargo Bandara Hang Nadim Batam sedang melakukan pengangkuta barang kiriman baik yang mau naik maupun yang turun dari pesawat. | Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Minimnya rute penerbangan internasional dapat menjadi kendala dalam pengembangan Bandara Hang Nadim sebagai pusat logistik. Sebelumnya, Badan Pengusahaan (BP) Batam meyakini dengan pengembangan pusat logistik di bandara, maka Batam dapat melayani pasar dagang elektronik dengan waktu pengantaran barang hanya empat jam lewat perjalanan udara, baik dalam maupun luar negeri.

Namun pada kenyataannya, penerbangan internasional di Hang Nadim hanya memiliki satu rute yakni Batam menuju Kualalumpur Malaysia. Apakah mimpi tersebut dapat terealisasi.

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo sudah menyadari hal tersebut. Namun ia tidak mau mengambil langkah gegabah dengan mengajak masuk maskapai penerbangan asing masuk ke Batam secara terburu-buru.

“Untuk mengajak maskapai penerbangan asing masuk, harus ada permintaan (demand) yang besar dulu dari luar. Makanya kami melakukan pengembangan aplikasi di Nongsa Digital Park (NDP), lalu mengembangkan bandara sebagai platformnya,” ujarnya, Kamis (22/3).

Dengan kata lain, NDP akan dioptimalkan sebagai pusat kawasan industri digital untuk menarik masuk perusahaan dagang elektronik online dalam maupun luar negeri seperti Lazada, Amazon, Bukalapak dan sebagainya.

Di NDP, perusahaan-perusahaan online tersebut akan bebas mengembangkan aplikasi dan ide-ide briliannya. Ketika aplikasi sudah tercipta, secara otomatis maka permintaan akan meningkat karena keberadaan aplikasi yang bagus akan mendorong transaksi jual beli online (e-commerce) secara masif.

Setelah itu, maka barang dagangan online membutuhkan gudang sebagai tempat penyimpanan sementara, maka Hang Nadim dapat mengambil peran tersebut.”Untuk rute nasional tidak sesulit rute internasional,” tambahnya lagi.

Kendala yang menghadang memang minimnya penerbangan rute internasional. Seperti yang diketahui, transaksi jual beli online mampu menembus lintas negara dan sektoral. Permintaan barang dari luar negeri pasti meningkat dengan pesat jika pengembangan NDP berlangsung dengan lancar.

“Penerbangan langsung ke luar negeri itu biasanya disebabkan dua faktor, yakni pariwisata dan pengiriman kargo. Untuk pariwisata sudah ada bayangannya, tapi untuk kargo kami akan berupaya mengajak pihak lain untuk mengembangkan e-commerce,” katanya.

Makanya ia berjanji akan segera melakukan modernisasi Bandara Hang Nadim dengan membangun terminal dua dan membangun gudang logistik (warehouse).

Direktur BUBU Hang Nadim Suwarso juga mengakui BP Batam sudah berupaya merayu maskapai asing untuk bermarkas di Batam, namun belum ada yang membuahkan hasil. Bahkan yang menaruh minat pun cuma memberikan harapan belaka.

“Baru menuju Subang Kuala Lumpur saja dengan rute tiap hari satu penerbangan. Banyak yang berminat namun belum ada terealisasi,” paparnya.

Selama ini, jika ingin pergi ke kota-kota di negara Asia Timur seperti Beijing, Busan dan lainnya maka harus transit di Bandara Changi Singapura.

Nah, maraknya penerbangan internasional yang melewati Bandara Changi juga menyebabkan sulitnya mengembangkan rute penerbangan internasional melalui Hang Nadim. Hang Nadim dan Changi memiliki lokasi yang berdekatan.

Changi masih memiliki pengaruh yang kuat dalam pengaruh penerbangan sehingga mampu menjadi penghubung utama penerbangan seluruh dunia.

Untuk saat ini, Hang Nadim melayani sekitar 144 kali penerbangan dengan hampir semua tujuan adalah domestik. Sedangkan Changi melayani sekitar 1400 kali penerbangan perhari yang hampir semua tujuan internasional.

Minimnya rute penerbangan internasional ini juga menjadi kendala dalam mengembangkan perusahaan start up lokal yang bergerak di bidang perdagangan online.

Founder Batam Mall Brian Lase mengatakan Hang Nadim harus memiliki banyak rute penerbangan internasional. “Justru dengan membuka penerbangan internasional akan memberikan kemudahan bagi start up lokal mengirim barang keluar negeri,” katanya.

Batam Mall bergerak di sektor perdagangan online. Barang yang biasa dikirimkan antara lain makanan, pakaian dan lainnya. Kendala yang sering dihadapi saat mengirim barang keluar negeri adalah mengirimnya harus lewat Singapura yang punya banyak jalur penerbangan internasional. Tentu saja birokrasi yang dilalui lebih banyak karena harus melapor kepada Bea Cukai dan pihak Singapura.

Ia mengaku pernah mendapat pesanan baju batik sebanyak 8.000 potong baju dari Hong Kong. Namun proses yang dilewati di Bea Cukai akan memakan waktu yang lama dan penuh ketidakpastian.

“Makanya kami tidak terlalu berani untuk mengirim keluar negeri, karena belum adanya kepastian. Uang sudah diterima tapi takutnya barangnya tidak sampai-sampai,” kata Brian, Ketua Asosiasi Digital Entrepeneur Indonesia (ADEI) Kepri ini. (leo)

Update