Selasa, 19 Maret 2024

Limbah Turunkan Pamor Bintan

Berita Terkait

Warga menunjukkan limbah minyak hitam yang mencemari Pantai Sakera, Tanjunguban, Kamis (22/3). F. Slamet/batampos.co.id

batampos.co.id – Limbah minyak hitam atau sludge oil tak hanya mencemari kawasan wisata Lagoi, Bintan. Tiga hari terakhir pantai rakyat Sakera dan Pegudang juga diserang limbah hitam ini. “Tahun ini pencemarannya lebih parah dari tahun sbelumnya,” kata warga Kampung Bugis Tanjunguban, Tajjudin, 64 ditemui di Pantai Sakera, Kamis (22/3).

Menurutnya, tahun sebelumnya limbah berbentuk gumpalan sehingga mudah dipisahkan dari pasir dan dikumpulkan dalam karung. “Kalau sekarang susah dipisahkan, terlalu lengket,” bebernya.

Akibatnya, para nelayan tak bisa melaut. Alat tangkap ikan berupa jaring rusak bila terkena limbah minyak. “Jaringnya lengket bila terkena minyak. Dulu pernah kena, langsung saya buang (jaring, red) karena tak bisa dipakai lagi,” ungkapnya.

Akibat pencemaran tu, warga sekitar melarang wisatawan berenang. “Macam mana mau berenang kalau lengket begini, makanya saya larang pengunjung berenang,” kata dia.

Meskipun demikian, belum ada tindakan pemerintah ataupun instansi terkait untuk membersihkan tumpahan minyak hitam tersebut. Kelompok masyarakat peduli lingkungan, Iwan Winarto menyampaikan, peristiwa limbah minyak hitam sudah menjadi bencana rutin setiap tahun di Kabupaten Binta. “Sudah di mana-mana (tercemar). Mulai Sakera, Sungai Kecil, Pengudang dan Berakit juga tercemari limbah minyak hitam,” kata warga Pengudang ini.

Memasuki musim selatan, limbah mulai berkurang karena terbawa arus. Meskipun demikian bekasnya masih menempel di karang atau bebatuan.Karena itu, ia berharap ada tindakan atau penanganan serius dari pemerintah baik pusat maupun daerah. Setidaknya ketika musim angin utara tiba. “Setidaknya penanganan limbah yang datang pas musim angin utara,” kata dia.

Yudha warga Berakit juga mengatakan, limbah minyak hitam sudah sampai ke wilayahnya. Seorang temannya yang sedang berenang mencari karang pun menjadi korbannya. “Tiba tiba kepalanya berat, ternyata kepalanya dipenuhi limbah,” bebernya.

Sementara itu, GM Banyan Tree Hotel and Resort, Alpha Eldiansyah mengatakan pencemaran limbah minyak hitam jelas menganggu kenyamanan wisatawan utamanya tamu tamu yang menginap di beberapa resort di kawasan Lagoi. “Di sini banyak resort yang kena,” katanya.

Diakuinya beberapa tamu hotel mengeluhkan pencemaran limbah minyak hitam walaupun tamu umumnya memaklumi bahwa kejadian ini bukan disebabkan karena pihak resort. “Ada tamu tamu kita dalam dan luar negeri yang mengeluhkan, walaupun mereka mengerti,” ujarnya.

Ia khawatir kejadian yang terus berulang setiap tahun ini bisa menurunkan wilayah Bintan yang terkenal akan wisata pantai nya. “Nama Bintan dan Lagoi sedang naik daun, saya khawatirnya ketika wisatawan pulang ke negaranya dan menceritakan apa yang mereka lihat di sini ke teman teman di negaranya,” jelasnya.

Kepala OPS PPLP Tanjunguban, Sugeng Riyono mengatakan, pihaknya terus menyisir perairan meski sementara ini belum ditemukan adanya limbah minyak hitam di laut. Limbah yang ditemukan justru di pesisir dan sudah sampai di darat.”Sekarang kami pun lagi menyisir,” kata dia ketika dihubungi, kemarin.

Dugaan sementara kata dia, limbah minyak hitam berasal dari perairan laut lepas atau kapal yang melakukan cleaning tank (pembersihan tangki). “Mungkin juga ada industri apa, kami tidak tahu,” katanya.

Jika menemukan limbah minyak hitam di laut, ia menjelaskan, pihaknya akan mengambil sampel lalu diserahkan ke pihak lingkungan hidup untuk diteliti. “Sampai sekarang kami belum menemukan limbah di laut, yang kami temukan justru sudah sampai di darat,” kata dia.(met)

Update