Selasa, 19 Maret 2024

Tulis Sejarah Perkembangan Islam di Natuna

Berita Terkait

Kepala Puslitbang LKKMO Muhammad Zain (batik) dan Ketua STAI Natuna Kartubi saat penandatanganan MoU tentang penulisan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Natuna, di Kampus STAI, Kamis (22/3) malam. F. Aulia Rahman/batampos.

batampos.co.id – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna menjalin kerja sama dengan Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Mereka akan menulis Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Natuna.

Penandatanganan kerja sama ini dilakukanĀ di kampus STAI, Kamis (22/3) malam oleh Kepala Puslitbang LKKMO Muhammad Zain dan Ketua STAI Natuna Kartubi.

Sejalan dengan itu dilakukan kuliah umum yang dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Natuna, Suherman, Ketua MUI Kabupaten Natuna, Mustafa Sis, Perwakilan dari Kemenag Kabupaten Natuna, dan segenap Dosen dan Mahasiswa STAI Natuna.

Kepala Puslitbang LKKMO Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Dr. Muhammad Zain, M.Ag, dalam sambutannya sekaligus menyampaikan kuliah umum, mengungkapkan kegembiraannya telah sampai di Natuna, pulau yang amat jauh ini. Dan berbatasan laut dengan beberapa Negara, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, Tiongkok dan lain sebagainya.

Menurut Dr. Muhammad Zain, Khazanah keagamaan adalah sebagai suatu kajian untuk mempertahankan dan menguatkan budaya dan sejarah Islam yang moderat yang berkembang di Natuna. Sejarah masuknya Islam di Nusantara itu dengan jalan damai, meskipun ada berita tentang peperangan namun itu sangat sedikit.

Berbeda dengan Islam yang masuk ke Spanyol (Andalusia) misalnya, Islam masuk dengan peperangan dan politik, sehingga ketika akhirnya Islam tidak lagi berkuasa di Spanyol, peninggalan-peninggalan kejayaan Islam di Spanyol seperti masjid Cordoba kini hanya dijadikan Museum.

“Oleh karenanya Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai, menjadikan Islam di Indonesia Islam yang moderat. Nilai moderasi agama tengah menjadi perhatian kementerian agama, hal ini juga dapat digali dari warisan sejarah sosial dan khazanah keagamaan di Natuna,” ungkap Muhammad Zain.

Bahkan menurutnya, keberadaan STAI Natuna ini adalah sebagai benteng bagi NKRI, karena sebuah perguruan Tinggi adalah sebagai modal untuk kemajuan bangsa dan Agama. Pendidikan dapat merubah nasib seseorang yang biasa menjadi luar biasa. Oleh karena itu, bagi kampus harus dapat mengembangkan fasilitas Informasi dan Teknologi (IT) agar mahasiswa dapat mengakses jendela dunia, melalui internet, apalagi bagi generasi millenial yang ciri khasnya adalah multitasking (serba bisa/mampu,red).

“Terutama dalam hal teknologi informasi, anak muda sekarang lebih mementingkan handphone-nya dari banyak hal. Kalau mahasiswa pada zaman nya dulu, pergi ke kampus mencari dosen, mahasiswa sekarang ke kampus mencari signal,” ujar Muhammad Zain.

Dikatakannya, Kampus STAI Natuna dimasa sekarang harus mengembangkan fasilitas ilmu teknologinya, untuk menarik minat dan mengembangkan kemampuan mahasiswanya.

Terkait dengan kegiatan penulisan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Natuna, menurut Muhammad Zain, penulisan sejarah Islam di Natuna untuk membuktikan bahwa akar masuknya Islam dengan cara-cara moderat.

“Contohnya sebagaimana masuknya Islam di Bali dan juga ketika era kerajaan Majapahit semua dilakukan dengan jalan damai,” sambung Zain.

Menurutnya mengetahui sejarah masa lalu adalah dalam rangka melangkah jauh ke masa depan, seperti anak panah, semakin anak panah ditarik mundur ke belakang maka anak panah itu akan semakin melesat jauh ke depan. Maka mempelajari sejarah masa silam akan berguna untuk melangkah jauh ke masa depan.

Dikatakan Zain, selain menggali sejarah dari manuskrip-manuskrip dan artefak-artefak kuno, perlu juga dikembangkan penulisan forklore yaitu cerita-cerita rakyat, yang dapat dihimpun kemudian diseleksi dari sekian banyak forklore dipilih cerita rakyat yang penuh dengan nuansa agama dan yang dapat membangun karakter bangsa, untuk kemudian dapat dijadikan cerita atau dongeng-dongen kepada anak-anak.

Sementara dalam sambutan Ketua STAI Natuna, Kartubi, menyampaikan rasa kegembiraannya atas kerjasama yang telah diagendakan sejak lama, dan alhamdulillah sekarang bisa terealisasikan.

“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan Puslitbang LKKMO, dalam kegiatan penulisan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Natuna ini, terutama kepada Dr. Muhammad Zain, M.Ag. yang akhirnya bisa sampai di Pulau yang katanya kecil ini, Pulau Natuna,” ucap Kartubi.(arn)

Update