Selasa, 16 April 2024

Limbah Minyak Menyebar ke Tanjungpinang

Berita Terkait

Pelantar Satu Tanjungpinang menghitam tercemar limbah minyak hitam, Rabu (28/3). F. Faradilla/batampos.co.id

batampos.co.id –  Limbah minyak hitam atau sludge oil yang mencemari kawasan Bintan meluber hingga ke perairan Tanjungpinang, Rabu (28/3). Kondisi laut yang tengah pasang membuat limbah minyak kian meninggi. Tidak hanya badan kapal yang ikut menghitam, tali-tali penahan menjadi hitam dan lengket setelah terkena limbah minyak.

“Tangan kami pun kena juga. Lengket-lengketlah semua,” ujar Tekong Pompong jurusan Senggarang-Kampung Bugis, Yusuf, Kemarin.

Yusuf Yakin, limbah yang mencemari perairan Tanjungpinang itu berasal dari perairan Bintan. “Kemarin khan hujan angin kuat juga kan. Terbawalah paling,” ujar Tekong Pompong jurusan Senggarang-Kampung Bugis, Yusuf, Kemarin.

Akibat kejadian itu, Nelayan Kampung Bugis dan Senggarang mengurungkan niatnya untuk pergi melaut. “Awalnya dengar dari penambang yang tak jadi turun karena takut limbahnya masuk ke mesin,” tutur Ketua RT 1 RW 1, Senggarang, Dedek, Senin (28/3).

Jejak limbah minyak pun terlihat di tiang-tiang penyangga rumah panggung. David, salah satu pemilik rumah panggung di kawasan Pelantar 1 Tanjungpinang, memastikan seluruh rumah yang berada di atas laut terkena limbah yang sulit hilang ini. “Memang kalau di tiang rumah tidak merusak. Tapi tidak enak dipandang,” ujarnya.

Namun David mengaku kesal. Berhubung ia baru saja menurukan sampan bermesin tiga. Sehingga dikhawatirkan, limbah minyak masuk ke dalam mesin tersebut.”Kalau sempat masuk tak murah buat bersihkannya. Tapi siapa yang mau tanggung jawab kalau kaya gini?” ujarnya kesal.

Sementara itu, dari pantauan Batam Pos, limbah minyak tidak hanya terlihat di sepanjang laut Senggarang. Pada siang hari, masyarakat yang berada di sekitaran laut Teluk Keriting hingga Tepi Laut telah dapat mengetahui adanya pencemaran laut ini.

Belum dapat ditaksir kerugian sebab laut yang tercemar limbah ini. Hanya saja, dikarenakan warna laut yang menjadi keruh dengan titik-titik minyak berwana hitam dan juga dikarenakan bau minyaknya dikhawatirkan merusak ekosistem biota laut yang menjadi tumpuan hidup nelayan di Tanjungpinang. (aya)

Update