Jumat, 19 April 2024

Pakai Dexlite, Harga Bagus dan Tarikan Mesin Diesel Lebih Mulus

Berita Terkait

Kehadiran Dexlite, bahan bakar baru dari Pertamina untuk mesin diesel disambut antusias masyarakat Batam. Betapa tidak, selain harganya yang tak begitu mahal, Dexlite juga diklaim lebih bagus dan berkualitas ketimbang Bio Solar atau solar subsidi. Tak heran, banyak konsumen yang mulai beralih menggunakan Dexlite.

RATNA IRTATIK, Batam

Trisno turun dari truk tangki yang dikendarainya. Ia menghampiri petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Seraya Bawah yang berada di Jalan Budi Kemuliaan, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Saat itu, mobilnya berhenti di depan mesin pompa Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis Dexlite. “Rp 150 ribu saja, bang,” teriak Trisno pada petugas pria tersebut.

Tak berselang lama, pengisian Dexlite ke truk tangki itu selesai. Trisno menyerahkan uang di genggamannya kepada petugas tadi. “Minta kuitansi ya,” kata Trisno lagi.

Meski tak menyahut, petugas itu menganggukkan kepala seraya mengambil uang dari tangan Trisno. Ia kembali ke hadapan pelanggannya tersebut dengan sehelai kertas kecil. “Ini bang,” gantian terdengar suara petugas itu, sambil menyerahkan kertas kecil tadi pada Trisno.

Setelah itu, Trisno berpaling dan kembali masuk ke belakang kemudi truk tangkinya. Ia menyalakan mesin, lalu mengarahkan kendaraannya itu keluar SPBU. Saat itu, Batam Pos sengaja ikut naik ke mobil truk tangki tersebut.

“Suara mesinnya tidak terlalu bising kan? Tarikan mobil ini juga lebih halus lo,” kata Trisno, tanpa menoleh karena pandangannya fokus ke depan, pada jalanan yang akan dilaluinya. “Beda ketika pakai solar dulu, suara mesinnya kasar, tarikan juga enggak maksimal kayak begini,” ujar pria asal Jawa Tengah tersebut.

Trisno adalah sopir mobil truk tangki air bersih milik seorang pengusaha skala menengah di Kota Batam. Truk tangki semacam ini biasanya menyuplai kebutuhan air untuk beberapa kawasan yang belum teraliri air bersih dari PT Adhya Tirta Batam (ATB), pemegang konsesi distribusi air bersih untuk wilayah Batam.

Dalam sehari, Trisno mengaku bisa satu hingga dua kali membeli BBM, tergantung berapa banyak permintaan suplai air bersih ke pelanggannya. Semakin banyak yang harus ia layani, otomatis kebutuhan BBM juga meningkat. Namun, keputusan Trisno beralih menggunakan Dexlite untuk mesin diesel mobil truk tangkinya yang berjenis Mitsubishi Canter 110 Ps tersebut, ternyata belum lama dilakukan.

“Paling baru sekitar sembilan atau sepuluh bulan ini. Soalnya baru tahu kalau pakai Dexlite lebih hemat,” katanya.

Trisno bertutur, awalnya kurang tertarik menggunakan Dexlite karena harganya yang lebih mahal ketimbang Bio Solar. Namun, pandangan itu berubah drastis saat ia terpaksa harus membeli Dexlite. Iya, Trisno memang mengaku terpaksa karena saat itu Bio Solar sering kosong di beberapa SPBU di Batam. Barulah, ia mengetahui perbedaan kualitas Dexlite dibanding Bio Solar. “Sekali mencoba keterusan, kualitas mesin juga lebih bagus,” pujinya.

Trisno mencontohkan saat kendaraannya itu masih menggunakan Bio Solar dan sedang mengangkut muatan penuh. Kapasitas tangki airnya bisa sampai 6.000 liter. Jika harus menyuplai air ke wilayah yang berbukit-bukit seperti kawasan Bengkong, Batuampar dan sekitarnya, ia sedikit khawatir.

“Dulu kalau pas muatan banyak, agak ketar-ketir pas jalan menanjak, soalnya tarikan mesin berat, takut enggak kuat,” kenang Trisno sembari tertawa kecil.

Namun, setelah menggunakan Dexlite, kekhawatiran itu lenyap. Untuk mengangkut muatan sebanyak itu, kata dia, tarikan mesin mobil terasa lebih ringan. “Percaya atau enggak itu memang harus dibuktikan sendiri antara sebelum (memakai Dexlite) dan sesudahnya,” ucapnya.

Berselang 5 menit kemudian, Trisno menghentikan laju kendaraannya. Ia memarkir kendaraannya tepat di belakang mobil truk tangki lainnya. Trisno mengajak Batam Pos turun.

“Kita ketemu bos ya,” katanya.

Benar saja. Baru sekitar lima langkah turun dari mobil, orang yang disebut Trisno sebagai bos itu sudah menyambut. Ia mengulurkan tangan. Namanya Zain. Tak perlu waktu lama, Trisno lebih dulu menjelaskan tujuan kedatangan Batam Pos. Zain paham, lalu mengangguk dan mempersilakan duduk. Ia lalu bercerita tentang persetujuannya ketika kendaraan miliknya itu beralih menggunakan Dexlite.

“Karena kalau dihitung-hitung, jatuhnya lebih hemat pakai Dexlite. Tapi ini hitungan jangka panjang ya,” kata Zain.

Menurutnya, semenjak menggunakan Dexlite, ia mengaku tak lagi terlalu sering membawa kendaraannya itu ke bengkel. Tentu saja itu berbeda ketika dulu masih menggunakan Bio Solar. Setidaknya, sebulan sekali mobilnya itu harus diservis ke bengkel. Atau, ada saja komponen kendaraan yang harus diganti karena cepat rusak.

“Tapi sekarang enggak lo, paling banter ke bengkel dua bulan sekali,” ungkapnya.

Tak hanya itu, berdasarkan laporan dari para sopirnya, menggunakan Dexlite juga hemat dari hitungan jarak tempuh. Meski tak bisa menjelaskan hitung-hitungan pastinya, namun Zain menyebut dengan jumlah bahan bakar yang sama, jarak tempuh yang dihasilkan Dexlite lebih jauh ketimbang Bio Solar.

“Yang pasti sebagai pengguna saya senang, ada pilihan lain selain solar yang kualitasnya lebih bagus tapi harganya masih masuk hitungan bisnis,” ujarnya.

Disukai Pengendara Wanita

Bukan hanya pelaku usaha yang menyambut gembira hadirnya Dexlite. Warga Batam lainnya yang menggunakan mobil bermesin diesel, juga tak kalah antusias ketika menggunakan bahan bakar yang mulai didistribusikan sejak 2016 lalu itu. Terutama, kaum hawa yang menginginkan kendaraannya melaju mulus tanpa harus sering ke bengkel karena mesin atau komponennya aus.

Vivie, warga Tiban, Sekupang, Kota Batam juga mengaku menjadi pengguna Dexlite. Ia mengaku menggunakan Dexlite karena kualitasnya yang cukup bagus untuk menunjang performa mobilnya. Sejak beralih menggunakan Dexlite, Vivie menyebut mobil pribadinya, Ford Everest, terasa makin bertenaga dan suara mesinnya juga lebih halus.

“Lebih nendang, tarikan juga ringan. Pokoknya pas lah,” kata ibu dua orang putri tersebut.

Menurut Vivie, selain berkualitas, Dexlite juga tidak terlampau mahal. Sekali isi BBM, ia biasanya membeli sekitar Rp 300 ribu. Bahan bakar dengan jumlah tersebut biasanya cukup untuk menunjang mobilitasnya ke kantor selama sekitar satu hingga dua minggu.

“Kebetulan dari rumah ke kantor juga dekat banget. Sedangkan suami pakai mobil sendiri. Jadi bahan bakar enggak habis-habis,” kata wanita berjilbab itu sembari tertawa.

Namun, yang menurut Vivie paling berkesan selama menggunakan Dexlite karena mesin mobilnya tidak gampang bermasalah. Alhasil, ia pun hanya melakukan perawatan rutin ke bengkel setiap dua bulan sekali.

“Bagi wanita, mobil enggak rewel itu penting. Soalnya kalau sedikit-sedikit mogok, ribet, apalagi kita enggak tahu cara membetulkan mesin,” jelasnya.

Karena itu, ia mengaku pilihannya menggunakan bahan bakar yang mendukung ketahanan mesin bukan hal yang keliru. Terlebih, di berbagai SPBU milik Pertamina di Batam, Dexlite sudah mulai banyak tersedia.

“Kalau mau yang lebih bagus lagi, ada Pertamina Dex, kalau mau harga sedang tapi kualitas bagus ada Dexlite ini. Jadi pilihan banyak,” kata wanita yang hobi bermain bola voli tersebut.

Penyaluran Meningkat

Pihak Pertamina menyambut gembira banyak masyarakat Batam yang sudah beralih menggunakan Dexlite. Sejak diluncurkan di Batam pada 2016 lalu, pihak Pertamina mencatat terjadi kenaikan jumlah penyaluran Dexlite.

Unit Manager Communication and Corporate Social Responsibility Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I area Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Rudi Ariffianto mengatakan, hadirnya varian baru bahan bakar untuk mesin diesel itu memang ditujukan guna menunjang kualitas hidup masyarakat. Utamanya, dalam hal pemenuhan kebutuhan energi yang makin baik. Karena itu, pihaknya siap menyalurkan Dexlite, berapapun jumlah kebutuhan masyarakat.

“Karena bukan subsidi, kita sesuai dengan demand (permintaan) dari masyarakat,” kata Rudi.

Sejauh ini, penyaluran Dexlite di Batam memang mengalami kenaikan seiring bertambahnya jumlah pengguna. Pada 2016 lalu, Pertamina mencatat penyaluran Dexlite sebanyak 1.847 kiloliter (KL), dengan rata-rata penyaluran per bulan mencapai 263 KL. Sedangkan pada 2017, total penyaluran mencapai 2.898 KL dengan rata-rata per bulan sebanyak 290 KL. Bahkan, untuk periode awal 2018 ini, penyaluran Dexlite juga tercatat meningkat dengan rata-rata per bulan mencapai 311 KL.

Dengan makin meningkatnya penyaluran dan makin banyaknya pengguna, Pertamina juga berkomitmen untuk makin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan Dexlite.

“Pertamina berkomitmen dengan terus menyiagakan SPBU selama 24 jam sehari, terus melakukan upaya inovasi dan perbaikan sehingga lebih baik dalam melayani masyarakat,” ujarnya.

Dikatakan Rudi, hadirnya varian BBM untuk mesin diesel ini memang ditujukan untuk menarik masyarakat yang tergolong mampu dan selama ini menggunakan Bio Solar, beralih menggunakan Dexlite. Terlebih, bahan bakar ini punya banyak keunggulan dibanding Bio Solar.

“Kalau Dexlite yang pasti kualitasnya lebih bagus, lebih ramah lingkungan, mesin jadi awet, tarikan enteng dan jarak tempuh lebih jauh,” sebut Rudi.

Dexlite memiliki Cetane Number (CN) minimal 51 dengan kandungan sulfur minimal 1.200 part per milion (ppm). Secara kualitas, Dexlite lebih bagus ketimbang Bio Solar, yang merupakan varian terendah solar Pertamina. Bio Solar memiliki CN 48 dengan kandungan sulfur 3.500 ppm. Sedangkan untuk kualitas di atas Dexlite, ada Pertamina Dex yang punya CN 53 dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm.

Pada BBM jenis ini, CN menunjukkan nilai pengapian pada mobil bermesin diesel. Sehingga, jumlah cetane jadi tolok ukur level bahan bakar di dalam mesin diesel. Makin besar tingkatannya, makin bagus kualitas pembakarannya. Hasilnya, performa kendaraan juga makin meningkat. Misalnya, tarikan mesin kendaraan jadi lebih ringan dan suara juga lebih mulus.

Tak hanya itu, makin tinggi nilai CN maka emisi gas buang dari bahan bakar bermesin diesel juga makin baik. Selama ini, penggunaan Bio Solar menghasilkan gas buang dengan kandungan nitrogen monoksida (NO), belerang oksida (SO) dan hidro karbon (HC). Untuk mengurangi polusi udara akibat pembakaran ini, maka perlu ditingkatkan CN pada solar. CN yang tinggi berarti waktu tunda penyalaan jadi lebih singkat. Karena itu, Pertamina menghadirkan tiga varian pilihan bahan bakar solar dengan tingkat CN berbeda-beda tersebut, sesuai kebutuhan dan kualitas yang diinginkan konsumennya.

Saat ini, harga jual Dexlite untuk wilayah Kepri dan Batam Rp 8.400 per liter. Sedangkan Pertamina Dex dijual Rp 10.100 per liter. Sementara harga Bio Solar Rp 5.150 per liter.

Jika sudah banyak yang beralih menggunakan Dexlite, pihak Pertamina berharap penggunaan BBM bersubsidi seperti Bio Solar bisa lebih tepat sasaran. Misalnya, untuk kalangan nelayan.

“Untuk itu, kami imbau masyarakat mampu untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi, supaya BBM bersubsidi bisa digunakan masyarakat yang membutuhkan,” tutupnya. ***

Update