Rabu, 24 April 2024

TNI AU Gelar Operasi Pengawasan Penyelundupan di Kepri

Berita Terkait

Pesawat Hawk TNI Angkatan Udara lepas landan saat akan melakukan kegiatan operasi di Bandara Hang Nadim Batam, Selasa (3/4). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – TNI Angkatan Udara (AU) menggelar operasi pengawasan perairan Kepri mulai Selasa (3/4) hingga Kamis (5/4) besok. Operasi dengan sandi Poros Sagara 2018 itu melibatkan lima jet tempur Hawk tipe 100 dan 200.

Operasi ini fokus mengawasi kegiatan ilegal di wilayah Kepri. Mulai dari pencurian ikan (illegal fishing), pembalakan liar, kegiatan penambangan liar, pembuangan limbah, penyelundupan, imigran asing, hingga penyelundupan narkoba.

“Titik koordinat tempat-tempat diduga terjadinya kegiatan ilegal itu sudah kami pegang. Dan kami terbang menyusuri tempat-tempat itu,” kata Komandan Skuadron Udara I Lanud Supadio, Letkol Agung Indrajaya, Selasa (3/4), di Bandara Hang Nadim, Batam.

Ia mengatakan, patroli ini tidak hanya mengandalkan pengamatan semata. Tapi juga dibantu radar-radar canggih yang dimiliki TNI AU. “Kami di-guide (dipandu) sama radar, pusat memonitor langsung pergerakan kami,” ucapnya.

Alasan pemilihan Batam sebagai tempat homebase operasi pengamanan alur ini, disebutkan Agung karena mempertimbangkan posisi strategis perairan Kepri. Lalu juga di wilayah perairan Kepri dan sekitarnya ini, memiliki tingkat kerawanan yang tinggi. Dari informasi didapat TNI AU, beberapa kali terjadi penyelundupan manusia, barang, pembuangan limbah hingga narkoba.

“Berita yang kami dengar akhir-akhir ini adalah penyelundupan narkoba dalam jumlah ton. Oleh sebab itu, kami diminta melakukan pengawasan, karena mungkin ada juga yang tak terpantau,” ucapnya.

Cakupan operasi Poros Sagara 2018 ini cukup luas. Agung menuturkan, wilayah operasi mulai dari Selat Karimata, wilayah perbatasan Kepri dengan negara tetangga, lalu di bagian utara Natuna. “Hasil dari patroli kami, belum ada progres. Namun setelah ini kami akan lakukan patroli lagi, besoknya lagi hingga batas waktu operasi,” ucapnya.

Personel yang dikerahkan dalam operasi ini sebanyak 60 orang. Terdiri dari pilot, tenaga teknis, pengawas lapangan, hingga pengawas di radar.

Dari pantauan Batam Pos di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, hanya empat pesawat saja yang terbang menuju daerah-daerah yang dinilai cukup rawan akan kegiatan ilegal. Sedangkan satu pesawat bersiaga di bandara sebagai cadangan. Patroli pertama berlangsung sekitar 45 menit. Pesawat tempur itu take off pukul 09.20 dan kemmbali mendarat di Hang Nadim pukul 10.05 WIB. (ska)

Update