Kamis, 18 April 2024

Revitalisasi Hang Nadim Habiskan 676 Juta Dolar Amerika

Berita Terkait

batampos.co.id – BP Batam mencanangkan pembangunan Bandara Internantional Hang Nadim di tahun depan. Demi mewujudkan impian Bandara Hang Nadim memiliki daya tampung penumpang lebih besar, serta memiliki kargo yang modern, pembangunan tersebut nantinya akan menghabiskan uang hingga 676 juta Dolar Amerika atau sekitar Rp 6.760.000.000.000 ( 1 dolar AS = Rp10.000) .

“Sebanyak 448 juta Dolar Amerika untuk pembangunan terminal, dan 228 juta Dolar Amerika untuk kargo,” kata Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim, Suwarso, Rabu (4/4).

Untuk pembangunan terminal serta kargo ini, kata Suwarso BP Batam telah memiliki rancangan besar. Pembangunan ini berusaha mengoptimalkan lahan Hang Nadim yang sangat luas. “Hang Nadim itu luasnya 1762 haktare, saat ini yang digunakan hanya beberapa persennya saja. Kami ingin mengoptimalkan semuanya,” tuturnya.

Sesuai dengan rencana dari BP Batam, Suwarso menyebutkan untuk proses lelang akan dilaksanakan pertengahan tahun 2019. Terkait proses lelang ini sudah banyak didengar beberapa kontraktor pengembangan bandara. “Ada 17 perusahaan yang menyatakan minat, baik dalam maupun luar negeri,” ungkapnya.

Ia mengatakan baru 7 perusahaan yang terlihat serius melakukan pengembangan. Hal itu tercermin dari sikap perusahaan itu dengan melakukan peninjauan ke Bandara Internantional Hang Nadim. Perusahaan-perusahaan itu melihat langsung kondisi bandara.
“Besok (5/4), perusahaan dari Jerman melakukan peninjaun,” ucap Suwarso.

Suwarso mengakui anggaran pengembangkan Hang Nadim sangat besar. Sehingga tentunya tidak bisa mengandalkan anggaran dari pemerintah. Oleh sebab itu, kata Suwarso BP Batam nantinya menunggu proposal terbaik yang diserahkan kontraktor di tahun depan.

“Apakah nanti mereka (kontraktor,red) menawarkan sebagai rekanan, kerjasama bentuk lain atau hal lainnya. Kami tunggu saja tahun depan,” ungkapnya.

Bila pembanguan terminal terealisasi, akan dapat menambah jumlah penumpang yang ditampung bandara tersebut nantinya. Sedangkan pembangunan kargo, akan menjadikan Hang Nadim bandara penghubung untuk Indonesia bagian barat. “Semua barang ditampung disini, sehingga orang tak perlu lagi jauh-jauh ke Amerika, apabila memerlukan barang,” ucapnya.

Demi merealisasikan itu, Suwarso mengatakan pihaknya telah menjalin kerjasama dengan dua pemain kargo terbesar di dunia yakni DHL dan FedEx.

“Mereka (FedEx dan DHL,red) sudah setuju dan akan membantu (merealisasikan mimpi BP Batam,red),” ungkap Suwarso.

Pembangunan bagian kargo Hang Nadim, BP Batam mengundang khusus para pelaku yang bergerak dibidang pengiriman barang. Suwarso menyebutkan atas rencana besar BP Batam untuk Hang Nadim, disambut baik oleh para pelaku kargo.

Apron baru Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. | Yusuf Hidayat/Batam Pos

“Ada masukan dari Pak Danil Escarada, meminta jangan udara saja, tapi laut juga. Agar perkembangan transportasi baik udara, laut dan darat itu seiring. Kami menarima semua masukan itu, agar Hang Nadim menjadi lebih baik,” tuturnya.

Mimpi besar BP Batam tersebut menyulap Bandara Internasional Hang Nadim menjadi kota logistik. Sehingga dapat memberikan layanan penitipan barang dari seluruh dunia, kemudian mengantarkannya ke tempat tujuan hanya dalam batas waktu sekitar empat jam saja.

“Hei dari seluruh dunia, anda bisa menyimpan barang di Batam,” kata Deputi II BP Batam Yusmar Anggadinata, Selasa (3/4).

Kota logistik akan dibagi secara zonasi, sesuai dengan kriteria barang yang dititipkan di Batam. Tiap zona disebut sebagai taman perdagangan atau trade park, contohnya ada taman perdagangan elektronik. “Isinya semuanya elektronik saja. Kalau plastik, plastik saja semuanya,” ungkapnya.

Angga sangat yakin bila ini terealisasi, seluruh pedagang besar di dunia akan membuka cabangnya di Batam. “Tak hanya bisa dititip saja, tapi juga bisa langsung dipasarkan di Batam,” ucapnya.

Angga mengistilahkan pembangunan Kota Logistik ibarat sambil menyelam minum air. Bukan hanya sebagai kota logistik, tapi menjadi pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara.
“Nanti akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar, hal ini akan membantu kembangkan ekosistem logistik. Dan tentu saja industri-industri di Batam akan ikut berkembang juga,” katanya kelautan dan bandara. Harus saling perkuat,” ungkapnya. (ska)

Update