Selasa, 16 April 2024

Motor Toko Boleh Jualan di Sekitar Kantor Wali Kota

Berita Terkait

Warga melihat dagangan berupa makanan yang disajikan di Tanjungpinang Night Market jalan Merdeka Tanjungpinang, Senin (15/1) malam. Kawasan Kota Lama tersebut dijadikan sebagai sentra ekonomi berbasis kepariwisataan. F.Yusnadi/Batam Pos

batampos.co.id – Upaya menghidupkan kawasan Kota Lama Tanjungpinang melalui program Tandjongpinang Night Market (TNM) belum membuahkan hasil yang memusakan. Beberapa waktu belakangan ini, terlihat semakin sepi dan nyaris tidak ada lagi pedagang motor toko (moko) berjualan di sepanjang Jalan Merdeka sampai Jalan Pos.

Sekda Kota Tanjungpinang, Riono mengakui realita tersebut. Kini ia sedang mencari solusi atas permalasahan yang di depan mata itu. ”Sebab kalau dipaksakan mereka jualan di sana malah merugi,” ujar Riono, kemarin.

Karena itu, solusi mulai dibahas dan disepakati. Salah satu solusi yang diberikan Pemko Tanjungpinang adalah dengan memperbolehkan moko berjualan di area Kantor Wali Kota di Senggarang, setiap hari kerja. Lalu untuk akhir pekan, diperbolehkan berjualan di kawasan objek-objek wisata.

”Seperti di Tanjungsiambang, Vihara Patung Seribu, Vihara Senggarang, dan area Masjid Raya Dompak,” sebutnya.

Dalam waktu dekat ini, Pemko akan berkoordinasi dengan Pemprov Kepri dan pengelola objek wisata. Meskipun demikian, para pedagang tidak dibolehkan menjual barang dagangan yang sama dengan pedagang lain yang sudah berjualan terlebih dahulu di beberapa titik yang dijadikan alternatif tersebut. Tujuannya, agar pembeli juga dapat memilih beragam pilihan sesuai selera.

”Tapi kalau malam, saya harapkan bisa tetap berjualan di lokasi kota lama yang sudah ditetapkan sebagai TNM,” kata Riono.

Agar menarik minat masyarakat dan wisatawan, nantinya TNM akan dilengkapi lampu hias berbentuk bunga atau bentuk lainnya. Selain itu, pemko juga akan menggandeng masyarakat yang berada di pelantar untuk berjualan di sana. Pertunjukan seni maupun musik, kata Riono, dapat dilaksanakan agar TNM semakin semarak dan tidak monoton.

”Stakeholder terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang saya harap dapat mengambil peran dalam mensinergikan wisata malam di Kota Lama Tanjungpinang,” pinta Riono. (aya)

Update