Kamis, 25 April 2024

Pengusaha Keluhkan Mahalnya Tarif Angkut Batam-Singapura

Berita Terkait

batampos.co.id – Sejumlah pengusaha meminta pemerintah serius menyelesaikan persoalan yang dinilai menghambat kegiatan usaha dan investasi di Batam. Di antaranya tarif kontainer Pelabuhan Batuampar yang jauh lebih mahal dibandingkan daerah dan negara lain.

Presiden Direktur Panbil Group Johanes Kennedy mengatakan, ongkos kontainer dari dan ke Batam sangat mahal dan tidak kompetitif. Padahal, kata dia, tarif kontainer ini menjadi salah satu pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya di Batam.

“Pengusaha itu berharap tarif yang murah dan cepat. Kalau tidak, daya saing kita akan tetap ketiggalan,” kata Johanes dalam Rapim Kadin di Hotel Best Western Panbil, Kamis (12/4).

Selain tarif kontainer, Johanes juga menyoroti kapasitas dan fasilitas Bandara Internasional Hang Nadim. Menurut dia, kualitas dan kapasitas bandara tersebut sudah jauh tertinggal dibandingkan dengan bandara lain di Sumatera.

“Bandara kita sudah kalah bersaing. Ini harus dibenahi secepatnya,” katanya.

Kemudian, lanjut Johanes, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Batam dan menjadikan Batam menjadi kota Metropolitan, maka harus diperbanyak dan diperluas peluang investasi. Salah satu caranya adalah dengan menggabungkan Batam dan Bintan dengan jembatan.

Pengurus Kadin Batam, Suyono mengatakan tarif kontainer ke Batam ini sudah lama dikeluhkan. Tapi hingga saat ini belum ada solusi. Menurutnya, tarif yang jauh lebih mahal sudah pasti mengurangi daya saing Batam.

Ia menjelaskan, saat ini tarif kontainer dari Batam ke Singapura dengan ukuruan kontainer 40 feet sebesar 700 dolar AS sampai 800 dolar AS. Sedangkan dari Singapura-Jakarta hanya 300 dolar AS sampai 400 dolar AS.

Sedangkan untuk kontainer ukuran 20 feet tarif Singapura-Batam hanya sekitar 300 dolar AS sampai 400 dolar AS. Sementara untuk rute Singapura-Jakarta hanya sekitar 200-300 dolar.

“Jadi tarif ke Batam yang hanya butuh empat jam pelayaran, jauh lebih mahal dibanding ke Jakarta yang bisa sampai 3 hari pelayaran,” katanya.

Tak hanya soal tarif kontainer yang mahal, infrastruktur di pelabuhan di Batam juga jauh ketinggalan jika dibandingkan dengan daerah lain. Ia mencontohkan crane di Pelabuhan Batuampar yang masih jauh dari kata canggih.

“Kalau di Batuampar itu masih manual. Harusnya bongkar muat bisa dikerjakan 5 menit, tetapi dengan crane manual bisa sampai 15-20 menit,” katanya.

Kepala Badan Pengushaaan (BP) Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, mahalnya tarif kontainer memang sudah lama dikeluhkan para pengusaha. Tetapi BP Batam tidak fokus untuk menurunkan atau merevisi tarifnya, melainkan memperbaiki dan menambah kapasitas infrastrukturnya.

Menurut Lukita, dengan kapasitas dan fasilitas yang memadai, tarif kontainer dengan sendirinya akan turun atau menyesuaikan. “Otomatis nanti cost yang dikeluarkan pengusaha semakin kecil,” katanya.

Tahun ini, BP Batam akan memperluas dermaga Pelabuhan Batuampar dengan investasi sebesar 200 juta dolar AS. Begitu juga dengan Bandara Hang Nadim. Tahun ini ada perluasan dan pengembangan bandara dengan anggaran sebesar 400 juta dolar AS.

“Mudah-mudahan di akhir tahun ini atau di awal tahun depan akan kita lelang,” katanya.

Sejumlah kapal sedang melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Batuampar. | Cecep Mulyana/Batam Pos
Batuampar Menunggu Perpres

Sementara itu proses pengembangan Pelabuhan Batuampar akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I. Namun Pelindo dan BP Batam masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres) untuk mulai mengembangkannya.

“Masih dalam tahap persiapan,” kata Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana di Kabil, Batam, Rabu (11/4).

Eka mengatakan Perpres sangat penting karena menjadi dasar penugasan perusahaan dalam menggarap proyek pengembangan Pelabuhan Batuampar. Kerja sama dengan BP Batam juga dapat berjalan dengan baik dan tanpa hambatan.

“Mengapa memerlukan Perpres? Karena Pelabuhan Batuampar merupakan aset negara sehingga harus mematuhi prosedur yang ada,” katanya.

Sedangkan Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan pihaknya berupaya mendorong agar Perpres tersebut segera diterbitkan. “Kami ingin cepat mendapat kepastian agar pengembangan Pelabuhan Batuampar bisa segera digarap,” jelasnya.

Saat ini Pelabuhan Batuampar hanya mampu menampung 400 ribu hingga 500 ribu TEUs kontainer. Selain itu, infrastruktur pelabuhan di Batuampar masih minim. Jika pengembangan rampung, kapasitas Pelabuhan Batuampar diproyeksikan akan bertambah menjadi 1,2 juta TEUs. (leo/ian)

Update