Jumat, 29 Maret 2024

KTT Korut – Korsel

Berita Terkait

Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae In berjabat tangan saat pertemuan pertama kali. (Getty Images)

batampos.co.id – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) digelar antara Korut – Korsel pada Jumat (27/4/2018).

KTT ini digelar pertama kali dalam satu dekade terakhir. Dalam KTT tersebut disimpulkan beberapa kerja sama yang akan mereka lakukan yang disebut Deklarasi Panmunjom.

Dalam deklarasi itu mereka sepakat untuk mendirikan kantor penghubung bersama di Kaesong, Korut. Hal ini untuk memastikan bahwa pertukaran dan kerja sama sektor sipil berjalan lancar. Pada 15 Agustus 2018 mendatang mereka juga akan mengadakan reuni keluarga terpisah pada hari pembebasan tersebut.

Pada infrastruktur, kedua Korea akan mengambil langkah-langkah praktis untuk memanfaatkan kereta api Donghae dan Gyeongui. Ada pula infrastruktur jalan lain dengan menghubungkan dan memodernisasi kedua Korea.

Selain itu, hal yang paling penting dan ditunggu masyarakat dunia adalah Korut akan benar-benar menangguhkan semua tindakan bermusuhan di darat, laut, dan udara terhadap satu sama lain. Bahkan Korut akan bekerja sama untuk membuat Zona Demiliterisasi (DMZ), yakni zona damai yang sebenarnya.

Nantinya juga akan dibuat Garis Batas Utara bagian barat (NLL) lautan damai untuk mencegah bentrokan militer yang tidak disengaja, dan mengambil tindakan nyata untuk menjamin kegiatan penangkapan ikan yang aman. Oleh karena itu, akan diadakan pembicaraan militer, termasuk antara menteri pertahanan dan mengadakan dialog tingkat umum pada Mei mendatang.

Keduanya menegaskan kembali kesepakatan non-agresi dan bekerja sama untuk secara ketat mengamatinya. Bekerja sama untuk mewujudkan pengurangan senjata bertahap sejalan dengan pengurangan ketegangan di antara keduanya dan membangun kepercayaan diri.

Di samping itu, kedua Korea juga akan menggelar pembicaraan tiga-arah. Ini melibatkan dua Korea dan Amerika Serikat, atau pembicaraan empat-arah, yang melibatkan dua Korea, AS, dan Tiongkok. Hal ini dilakukan untuk mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea, mengubah gencatan senjata menjadi perjanjian damai dan membangun rezim perdamaian yang abadi.

(iml/JPC)

Update