Rabu, 24 April 2024

Temuan Tim Ahli, Ada Perbedaan Spesifikasi Bangunan

Berita Terkait

Tim ahli konstruksi dari UNRI Pekanbaru sedang melakukan pengecekan kemiringan tiang pasar. F. Syahid/batampos.co.id

batampos.co.id – Tim ahli konstruksi dan ahli geoteknik dari Universitas Riau (Unri)Pekanbaru didampingi dua asisten belum bisa menjelaskan apa yang menjadi penyebab pasar tradisional perbatasan di Desa Payaklaman, Kecamatan Palmatak miring. Pihaknya masih harus merangkum hasil uji fisik yang sudah dilakukan.

Mulai dari tanda-tanda fisik seperti tes kemiringan tiang, kekuatan beton bagian bawah, kemiringan lantai hingga ukuran luas bangunan tersebut. Pada saat proses pengukuran perbedaan ketinggian lantai, koordinator tim Iskandar Romey sempat beranggapan jika miringnya pasar tersebut sudah terjadi sebelum pembangunan selesai. Pasalnya dari perbedaan ketinggian lantai itu sangat jauh sekali yakni sampai 41 sentimeter.

“Bisa jadi, ini bangunan sudah miring sebelum selesai karena jika ada penurunan hingga 41 sentimeter, seharusnya lantai betonnya ikut pecah,” ungkapnya di sela-sela pengukuran ketinggian lantai.

Saat pembangunan dilanjutkan, pasar tersebut semakin turun di sisi barat. Sehingga kemiringan pasar semakin terlihat jelas. Apalagi ditambah dengan keterangan warga jika sisi barat bangunan merupakan aliran sungai sehingga antara sisi barat dan timur beda kepadatan tanahnya.

Pantauan di lapangan, ada sedikit perbedaan spesifikasi bangunan pasar. Dari dokumennya seharusnya panjang bangunan 20 meter. Namun, di lapangan hanya 19 meter. Kurang panjang satu meter.Kemudian lebar pasar yang seharusnya 15, 5 meter namun dilapangan menjadi 15, 93 meter.

Ahli geoteknik Feri Fatnanta mengatakan, layak atau tidaknya bangunan, tim akan menganalisis dulu hasil uji fisik yang telah dilakukan. Menurutnya kurang lebih satu bulan ke depan hasilnya akan keluar. “Hasilnya akan disampaikan kepada cabang Kejari Anambas,” ungkapnya. (sya)

Update