Sabtu, 20 April 2024

Pesona Lingga

Berita Terkait

Awal bulan ini saya berkesempatan mengunjungi Kabupaten Lingga. Tepatnya di Pulau Singkep.

Waktu itu, Selasa 8 Mei 2018, bertepatan dengan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) VII tingkat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Tahun 2018. Sejak turun di Pelabuhan Jagoh, Dabo, suasana benar-benar ramai.

Kebetulan, ini perjalanan pertama saya ke Lingga sejak ditugaskan ke Kepri pertengahan tahun lalu. Saya ditemani Kepala Perwakilan Batam Pos Tanjung Pinang, Cipi Ckandina. Ada urusan pekerjaan di sana. Salah satunya bersilaturahmi dengan kepala daerah setempat. Wakil Bupati Lingga, M Nizar dengan jajaran.

Baru turun dari kapal feri, saya langsung melongo. Kayak orang katrok. Celingak-celinguk lihat sana-sini. Senyam-senyum dengan siapa saja yang berpapasan. Maklum, ini untuk pertama kalinya saya melihat kawasan yang indah. Benar-benar eksotis.

Tak lama, terlihat Kepala Biro Batam Pos, Wijaya Satria memanggil. Dia sudah menunggu. Lantaran kepala masih puyeng akibat mabuk laut, kami pun memutuskan istirahat sembari santap siang. Mencicipi ikan asam pedas yang konon merupakan menu khas sana.

Usai makan siang, kami pun bergegas ke tempat tujuan. Menggunakan mobil Feroza, kami pun menyusuri jalanan di Lingga.

Saya termasuk orang yang beruntung. Disuguhi pemandangan luar biasa. Pesona alamnya eksotis. Hedeh! Saya langsung terpesona pada pandangan pertama.

Mungkin, wisata alam bisa jadi salah satu “produk” yang bisa dijual oleh Lingga. Di sepanjang jalan, kita disuguhi pantai.

Hamparan pasir putih juga tampak indah. Bahkan, saya lihat ada yang sudah membuat objek wisata dadakan di sana.

Ada yang memberi nama Pantai Marquez, kayak nama pembalap MotoGP Marc Marquez. Ada pula yang namanya Pantai Payung, dengan payung di mana-mana. Ada juga jejeran karang yang masih belum diberi nama.

Jalan-jalan di Lingga itu mengingatkan saya akan suatu kawasan wisata: Pulau Lombok. Posisi jalannya mirip. Di sebelah kanan tebing, di sisi satunya pantai. Bahkan, masih jarang terlihat ada permukiman. Rumah-rumah sangat jarang. Sangat indah.

Saya pikir, kalau potensi wisata itu dikelola dengan serius, pasti mendatangkan duit. Bahkan, masyarakat setempat bisa lebih sejahtera.

Bayangkan! Dari Batam menuju Lingga saja kita sudah disuguhi hamparan laut yang luas. Sesekali kita melihat beberapa pulau berpasir. Itu saja sudah cukup menjadi pengobat stres bagi kita.

Perjalanan yang cukup panjang menuju Lingga bisa menjadi pemanis. Anggap saja sebagai bonus. Bisa bikin orang penasaran. Seperti apa sih Lingga. Ending-nya, berwisata ke Lingga.

Jika pariwisata diseriusi, bukan tidak mungkin Lingga akan menjadi kawasan paling maju di Kepri. Toh, aksesnya tidak hanya dari Batam saja. Kalau dilihat di peta, bisa lewat Pulau Sumatera. Bisa diakses dari Provinsi Riau, Jambi, atau Sumatera Selatan.

Kalau saya tidak salah, ada juga penerbangan ke sana. Kalau Lingga jadi daerah tujuan wisata, intensitas penerbangan pasti akan tinggi. Banyak wisatawan hilir-mudik ke daerah itu. Belum lagi yang memilih jalur laut.

Yang saya dengar juga, banyak spot wisata yang layak untuk dikunjungi di sana. Ada air terjun Makunggal dan Resun yang jarang dijamah. Sehingga tampak asri. Benar-benar alami.

Ada juga Pulau Benan, Pulau Duyung, Pulau Berhala, Pulau Lalang, dan Pulau Penaah yang eksotis nan cantik. Juga Pantai Dungun, Pantai Moyang, Pantai Pasir Panjang, serta pantai-pantai dengan hamparan pasir putih lainnya yang memesona.

Yang keren, ada Gunung Daik dengan kemiringan ekstrem yang menanti untuk ditaklukkan.

Ini bisa memacu adrenalin. Sayangnya, saya tidak sempat mendaki. Hehehehehe.

Sedangkan bagi yang suka dengan sejarah, ada beberapa peninggalan sejarah di kabupaten beralias “Bunda Tanah Melayu” itu. Salah satunya adalah Istana Damnah.

So, apa yang tersaji di Lingga sangat luar biasa. Memang. Untuk memolesnya tidak gampang. Pemerintah harus bekerja keras. Kalau perlu, bisa meyakinkan investor untuk berinvestasi dalam memoles Lingga.

Sayang kalau dilewatkan. Saya yang baru sekali ke sana saja langsung terpesona. Ingin rasanya tinggal lama di sana. Tapi apa boleh buat. Pekerjaan tidak boleh dilewatkan. Setidaknya, saya sudah menyaksikan keindahan Lingga.

Yang pasti, next time saya akan ke sana lagi. Kali ini bersama keluarga saya. Kalau perlu, kolega saya akan saya ajak menikmati pesona Lingga. *

 

Guntur Marchista Sunan
Direktur Batam Pos

 

Update