Sabtu, 20 April 2024

Tarempa Perlu Pelabuhan Bongkar Muat

Berita Terkait

batampos.co.id – Aktivitas bongkar muat barang dari kapal tol laut ke pelabuhan Tarempa di Anambas, lambat. Bahkan bisa menghabiskan waktu berhari-hari. Hal ini disebabkan beberapa faktor, seperti tidak adanya pelabuhan bongkar muat, infrastruktur jalan yang minim, sampai terbatasnya tenaga bongkar muat barang.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kepulauan Anambas Usman mengakui hal ini. Sampai saat ini pihaknya masih mencari solusi bagaimana agar proses bongkar muat ini bisa lebih cepat dari biasanya. Menurutnya kendala yang paling vital yakni transportasi. Menurutnya, saat ini transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang berupa motor roda tiga. Sehingga kapasitas muatan sangat terbatas.

Ditambah lagi motor roda tiga yang ada hanya satu unit, sehingga membutuhkan waktu lama untuk pengangkutan barang. “Kita sudah ke lapangan, ternyata motor pengangkut rusak, sekarang tinggal satu motor saja yang beroperasi,” ungkapnya, Rabu (23/5).

Jika menggunakan mobil, belum tentu bisa mempercepat proses bongkar muat. Karena kondisi fisik jalan di Tarempa sangat sempit. Mobil tidak bisa gerak gesit karena kondisi jalan kecil. Mengatasi hal ini pemerintah akan memberikan bantuan motor roda tiga. Namun, prosesnya tidak bisa cepat karena harus melalui proses penganggaran.

“Motor yang ada sudah tua, itu merupakan bantuan pemerintah Natuna, pemerintah Anambas rencananya akan memberikan bantuan motor roda tiga tapi kemungkinan menunggu perubahan APBD,” jelasnya.

Pihaknya pernah mengupayakan agar proses bongkar barang bisa dilakukan sekaligus, artinya barang yang ada di kapal tol laut diturunkan semua dulu. Setelah itu, kapal tol laut bisa melanjutkan perjalanan. Tapi itu tidak bisa karena tol laut sandar di pelabuhan Pelni. Sedangkan di pelabuhan Pelni tidak dibenarkan menumpuk barang melebihi kapasitas. “Lagi pula kalau semua barang diturunkan dulu, harus aman dan harus menggunakan palet. Sementara itu tidak ada palet di pelabuhan Pelni,” ungkapnya.

Belum lagi jika ada kapal Pelni datang, maka kapal tol laut harus mengalah dan untuk sementara harus lego jangkar. Saat itu proses bongkar muat barang juga harus dihentikan. “Itulah kondisinya karena kita tidak memiliki pelabuhan bongkar muat dan masih banyak lagi kendala yang dihadapi,” jelasnya.(sya)

Update